3. Aplikasi menjadi dapat disusun. Hanya karena suatu vendor menawarkan set produk dan kapabilitas yang terintegrasi dengan baik, bukan berarti set tersebut kaku dan tidak dapat digantikan — justru sebaliknya. Ekosistem ini harus bersifat “pasang dan pakai” (plug-and-play), sehingga memungkinkan vendor (seringkali disebut ISV — independent software vendor) membangun solusi serta menyusun aplikasi bisnis yang dapat disusun (composable). Solusi tersebut dapat dibeli saat dibutuhkan, serta dipindahkan masuk dan keluar tanpa terlalu merugikan pembeli. Alih-alih bersifat generik, mayoritas nilai akan diperoleh melalui kekayaan intelektual industri. Sebagai contoh, alih-alih aplikasi dapat disusun yang memberikan kapabilitas mengekstraksi dan menormalisasi data, rancangannya akan dikhususkan untuk pemahaman perbankan, layanan medis, atau kasus penggunaan standar lainnya pada industri. Ini juga akan memberdayakan golongan yang kurang berkeahlian teknis karena mereka tidak perlu bergantung pada TI, tetapi pada arsitektur modular yang memberdayakan tiap langkah mereka. Omong-omong soal golongan kurang berkeahlian teknis…
4. Saatnya citizen developer tampil! …dan mereka lebih berkeahlian teknis daripada yang sudi diakui banyak orang! Kebutuhan atas pengembang profesional akan selalu ada, tetapi “naik daunnya citizen developer” telah mencapai titik di mana kita harus menyebutnya Citizen Developer 0. Mereka yang termasuk golongan ini memiliki keahlian yang kian teknis seiring berjalannya waktu, ditambah dengan kemauan untuk bersusah payah. Seiring proyeksi rasio 4:1 antara citizen developer dengan pengembang profesional pada akhir 2023, bisa diperkirakan bahwa perusahaan akan bergerak lebih ke bawah untuk menggaet golongan ini, yang beberapa tahun lalu mungkin tidak masuk pertimbangan. AI mutakhir dan terjangkau juga akan membantu.
5. AI yang menjelaskan AI. Dengan meningkatnya ubikuitas dan anggaran yang tak lagi jadi rintangan, teknologi AI kian dianalisis lebih mendalam — oleh pemerintah maupun konsumen. “AI yang dapat dijelaskan” tadinya adalah kebutuhan sekunder, tetapi kini menjadi keharusan. Pemerintah di seluruh dunia makin memberlakukan regulasi tentang kapasitas AI, yang berarti bahwa model AI tertentu yang mengelola keputusan penting harus dapat menjelaskan bagaimana persisnya keputusan itu dibuat. Untungnya, ada jalan yang lebih mudah untuk menjelaskan keputusan-keputusan tersebut.
6. AI berbahasa natural untuk pencerahan dan pengembangan. Tahun 2022 kemungkinan besar merupakan tahun dengan perkembangan demokratisasi AI tercepat. Rasanya tiap minggu muncul pemain baru, yang siap menyediakan kecerdasan buatan mutakhir untuk siapa pun yang punya alamat surel. Lihat saja DALL-E 2, Stable Diffusion, Midjourney, dan AI lainnya yang memungkinkan siapa pun yang punya kibor (atau suara) untuk menciptakan objek pesanan seperti gambar, video, dan musik melalui instruksi bahasa natural. Hal lainnya yang makin memudahkan pengembangan adalah maraknya perangkat semacam Copilot dari Github tahun lalu — pasangan pengodean ideal yang saling melengkapi. Luar biasa! Bisa diperkirakan bahwa akan ada lebih banyak perangkat AI penghasil objek yang seringkali berupa pengembangan dari sesuatu yang sudah ada, sehingga menyatukan manusia dan teknologi melalui bahasa kita sehari-hari. Bagaimana pun, ada banyak data di luar sana yang memerlukan pencerahan.
7. Tren data tak terstruktur sudah dimulai. Volume masuknya informasi ke suatu perusahaan diperkirakan akan 4,5x lebih besar dalam dua tahun mendatang dibandingkan yang ada sekarang. Kebanyakan data tersebut tak terstruktur: berkas audio dan video, tempat penyimpanan pengetahuan, postingan sosial, dan lebih banyak lagi. Teknologi yang menyediakan kemampuan bagi perusahaan untuk menangkap, mengekstraksi, menormalisasi, mendapatkan pengetahuan, automasi aksi berdasarkan pengetahuan tersebut, dan menjadi kian akurat melalui ML (machine learning) akan menikmati tahun yang baik, selama investasi diarahkan untuk menghasilkan pengalaman lebih baik bagi pelanggan dan karyawan.
8. Pengalaman karyawan dan pelanggan berada di posisi yang seimbang. Mengapa harus ada pandemi global dulu sebelum adanya kesadaran atas pengalaman karyawan? Masa-masa memberikan tumpukan teknologi warisan kepada karyawan yang diharapkan pasrah saja atas nama kepentingan pelanggan sudah berlalu. Perusahaan akan memanfaatkan kesenjangan peluang antara laju perubahan teknologi dan kemampuan manusia memahaminya untuk terus menghasilkan pengalaman pelanggan yang bermakna, dengan fokus perhatian baru pada dampaknya kepada staf yang terbatas.
9. Blockchain. Tidak perlu kata pengantar di sini. Dengan risiko mengulang kesalahan sama yang saya buat tahun lalu, saya akan kembali menjagokan blockchain pada 2023. Dampak dari kerugian finansial akibat anjloknya nilai cryptocurrency, skandal FTX, dan penukaran kripto lainnya yang mengejar solvabilitas pada akhir 2022 merupakan pertanda buruk bagi industri ini pada 2023. Namun, teknologi di baliknya selalu jadi bintang utama. Rintisan berbasis blockchain kesulitan melampaui pengawasan ketat publik serta angin haluan investasi makroekonomi secara umum tahun lalu, tapi ini tidak menutup kemungkinan peluang besar bagi desentralisasi hal-hal seperti penyaluran informasi medis dengan aman, hak kekayaan intelektual, keamanan konten orisinal, dan perjanjian melalui kontrak cerdas. Tahun 2023 akan dihabiskan untuk membangun ulang kepercayaan pada teknologi di balik blockchain.
Sekian prediksi saya untuk 2023. Seringkali tren-tren dalam artikel prediksi tahunan butuh beberapa tahun sebelum benar-benar terwujud, jadi mungkin saya tidak perlu terlalu keras pada diri sendiri, walau tetap harus jujur dan bertanggung jawab. Mungkin itulah tren terpenting pada 2023? Kita lihat saja nanti.
KOMENTAR