Saat ini perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sangat masif dan akan menjadi faktor terpenting dalam beberapa tahun ke depan.
Kemampuan teknologi AI yang mampu meringankan pekerjaan manusia menimbulkan kekhawatiran bahwa AI akan membuat manusia pengangguran di masa depan.
Berdasarkan Laporan Indeks AI 2022 terbaru dari Institut AI yang Berpusat di Stanford, setiap industri meningkatkan investasinya merekrut para pekerja atau ahli yang menguasai AI.
Dulu, kampus atau universitas adalah pusat dari machine learning. Namun, saat ini berubah karena industri dan bisnis yang memimpin pengembangan AI dan ML. Sebagai perbandingan, bisnis dan industri memperkenalkan 32 model ML. Sedangkan, akademisi atau kampus hanya mampu merilis 3 model ML. Institusi akademis tidak mampu mengimbangi data, siklus CPU, dan uang yang dihasilkan oleh industri.
Belum lagi, persentase pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI terus meningkat di sebagian besar industri, terutama dalam satu tahun terakhir. Bisnis yang bergerak di bidang AI termasuk otomatisasi proses robotik (39%), visi komputer (34%), pemahaman teks bahasa alami (33%), dan agen virtual (33%). Sedangkan untuk kasus penggunaan, pengoptimalan operasi layanan (24%), produk baru berbasis AI (20%), segmentasi pelanggan (19%), analisis layanan pelanggan (19%), dan peningkatan produk berbasis AI (19%).
Apa dampaknya bagi pekerjaan Anda?
Menurut studi lain yang dilakukan oleh para peneliti di University of Pennsylvania dan didanai oleh OpenAI, sekitar 80 persen tenaga kerja di AS terpengaruh oleh pengenalan LLM, sekitar 19 persen pekerja mengalami dan 50 persen dari tugas-tugas mereka yang terpengaruh."
Siapa yang berisiko? Akuntan, ahli matematika, penerjemah, penulis kreatif, dan banyak lagi. Siapa yang tidak? Mereka yang berfokus pada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan tenaga fisik, seperti juru masak, mekanik, atau pekerja minyak dan gas.
Peran Python
Dampak bahasa pemrograman Python tidak mengejutkan. Phyton menjadi bahasa pemrograman yang paling mendominasi ilmu data dan mudah diakses oleh populasi terluas di perusahaan.
"Python memiliki daya tarik massal dan mudah digunakan. Semakin lama, Python menjadi bahasa pergaulan bagi para ahli dan pemula saat mereka terjun ke dalam ilmu data," tulisanya seperti dilansir InfoWorld.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR