Siswa sekolah menengah Siprus memanfaatkan kemapuan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT untuk mengembangkan robot prototipe.
Hebatnya, robot yang bernama AInstein memiliki ukuran orang dewasa dan terlihat seperti versi pahatan Manusia Michelin.
Robot canggih itu memanfaatkan ChatGPT untuk meniru fitur manusia dengan kedipan dan kerutan, menceritakan lelucon, berbicara bahasa Yunani dan memberi nasihat tentang bagaimana teori relativitas Albert Einstein.
Salah satu progamer utama Richard Erkhov mengatakan teknologi AI siap meningkat secara eksponensial.
"Robot ini dapat membantu banyak bidang kehidupan, seperti pendidikan dan kedokteran," kata Erkhov kepada Reuters.
Vladimir Baranov mengatakan robot AInstein luar biasa dan meniru pemikiran manusia. "Robot ini dapat meniru pemikiran manusia, menjawab seperti manusia, merespons seperti manusia. Belum terlalu halus .. Tapi sudah sampai di sana," katanya.
"Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepadanya, dia dapat menjawab kembali dan dia bahkan dapat memfasilitasi guru untuk menyampaikan pelajaran dengan lebih efektif," kata tutor sekaligus pemimpin proyek Elpidoforos Anastasiou.
Anastasiou mendemonstrasikan bagaimana AI dapat diadaptasi ke ruang kelas.
Robot AInstein itu juga dapat menunjukkan bagaimana pelebaran waktu gravitasi dari teori relativitas dengan menggerakkan pendulum relatif terhadap medan gravitasi tempatnya ditempatkan.
AI Jadi Guru Sekolah
Khan Lab School, sebuah sekolah swasta di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS) menggunakan teknologi AI OpenAI bernama 'Khanmigo' untuk mengajarkan kepada siswa
Seorang guru Julia Doscher, menganggap para siswa terlalu serius dan fokus kepada matematika. Dia berharap siswa bisa mengajukan pertanyaan konyol lebih banyak kepada Khanmigo.
"Ia memberikan jawaban lebih dari yang saya kira dan tulis," ungkap Neil Siginatchu, seorang siswa laki-laki berusia delapan tahun.
Sejauh ini, Khanmigo mendapatkan respons baik dan bagus, penghalang utamanya hanyalah keamanan. Jangan sampai AI memberikan pernyataan perihal narkoba atau ujaran kebencian.
Mengantisipasi hal itu, Khan melakukan upaya keras dalam memagari AI ini lebih dari ChatGPT. Antisipasi dilakukan agar pendidik bisa memantau input siswa serta menandai kata-kata umpatan serta konten lainnya.
"Sebagian besar orang tua bersemangat akan hal itu. Yang mereka inginkan hanya pembatas yang jelas," ungkap Khan.
Mengenal Dimitri Josephine Sahertian, Instruktur Unreal Engine Kebanggaan Indonesia
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR