Penulis: April Tayson (Regional Vice President – INSEA, Adjust)
Pandemi COVID-19 tentunya mengakselerasi transformasi digital di industri yang cenderung tradisional seperti industri perbankan dan keuangan. Data Adjust menunjukkan bahwa jumlah instalasi aplikasi fintech naik sebesar 5% dan jumlah sesi naik sebesar 14% di tingkat global dari tahun-ke-tahun (year-over-year — YOY) pada minggu pertama tahun 2022 dan 2023.
Meningkatnya Perbankan Digital di Asia Tenggara
Dengan memanfaatkan digitalisasi, sebagian besar bank di Asia Tenggara kini telah berhasil atau sedang mengembangkan strategi transformasi digital. Para pengguna dengan cepat menyusul dengan tingkat pengadopsian yang tinggi. Jumlah instalasi tahunan rata-rata di kawasan ini telah bertumbuh sebesar 32% dibandingkan dengan tahun 2022 dan 2023 secara year-to-date (YTD). Angka ini melampaui pertumbuhan rata-rata instalasi tahunan di tingkat global antara tahun 2022 dan 2023 YTD sebesar 14%.
Bagaimana transformasi cepat ini dapat demikian sukses? Secara sederhana, pengalaman pengguna meningkat berkat peralihan ke digital. Nasabah bank kini dapat mengakses layanan yang disesuaikan dan khusus, serta proses-proses yang lebih efisien dan sudah familier bagi mereka. Peningkatan penggunaan disertai dengan peluang pendapatan baru mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan penawaran digital mereka.
Revolusi bank digital sedang terjadi. Bank perlu berfokus untuk mengembangkan UI aplikasi dan mobile marketing mengingat bahwa jumlah konsumen yang beralih ke perbankan digital/daring makin bertambah. Selain itu, bank bisa tetap unggul di era digitalisasi dengan analytics yang kuat.
Vietnam dan Thailand Bertumbuh Pesat
Dua negara yang bertumbuh dengan cepat di Asia Tenggara adalah Vietnam dan Thailand. Tingkat penggunaan internet dan smartphone yang tinggi juga membantu memfasilitasi inovasi digital. Banyaknya digital native usia muda dan kebutuhan untuk go digital di era pandemi telah mendongkrak tingkat pengadopsian layanan keuangan digital. Pertumbuhan aplikasi perbankan melesat selama setahun terakhir. Data Adjust menunjukkan bahwa jumlah instalasi meningkat sebesar 47% di Vietnam dan 95% di Thailand YOY pada minggu pertama bulan Januari. Jumlah sesi juga naik sebesar 128% di Vietnam dan 141% di Thailand YoY pada minggu pertama bulan Januari.
Southeast Asia Commercial Joint Stock Bank (SeABank) Vietnam adalah salah satu perusahaan yang mencerminkan nilai tambah dari digitalisasi. SeABank berhasil meraih penghargaan “Bank of the Year 2022” yang diberikan oleh The Banker Magazine di Inggris.
Pertumbuhan terbaru dapat diatribusikan ke digitalisasi layanan perbankan. Secara khusus, SeABank telah berfokus untuk menyediakan produk dan proses bisnis digital. Bank ini berhasil mengoptimalkan biaya dan waktu operasional sembari meningkatkan pengalaman pelanggan.
Mengatasi Tantangan UA dan Retensi
Walaupun inovasi digital makin bertambah di Asia Tenggara, banyak lembaga keuangan masih menghadapi tantangan dalam hal akuisisi pengguna (user acquisition — UA) dan retensi pengguna. Ini diakibatkan oleh keterbatasan data mengenai kinerja dan keandalan data. Berikut adalah hal-hal yang dapat dipelajari dari tantangan dan kesuksesan SeAbank Vietnam.
Pelanggan SeABank merasakan manfaat dari sistem transaksi otomatis yang disediakan di konter SeATeller dan asisten virtual dalam genggaman mereka. SeABank juga menawarkan aplikasi terpisah bagi nasabah individu dan nasabah korporasi. Perkembangan ini berhasil dicapai karena SeABank menggunakan artificial intelligence (AI), big data, teknologi komputasi Google Cloud, dan machine learning (ML).
Akan tetapi, terlepas dari penawaran yang kuat, SeABank tidak memiliki informasi yang memadai tentang kinerja kampanye akuisisi pengguna. Perusahaan menginvestasikan anggaran pemasaran untuk berbagai jenis pemasaran kanal tetapi kesulitan mengidentifikasi sumber yang menarik pengguna berkualitas tinggi dan penuh dengan penipuan. Kurangnya data yang dapat dipercaya menyulitkan upaya untuk mengevaluasi efektivitas dari setiap kampanye, terlebih lagi mengoptimalkan kampanye per kanal.
Setelah berkonsultasi dengan para pakar di pasar keuangan Vietnam, SeABank memilih Adjust sebagai mobile analytics platform mereka. Dengan memanfaatkan data mentah dari Adjust, SeABank dapat mengevaluasi setiap touchpoint dalam perjalanan pengguna dan mengidentifikasi pola yang perlu ditindaklanjuti. Tim pemasaran kini dapat berfokus pada kanal yang berhasil menarik pengguna paling banyak (dan berkualitas tinggi). Dengan informasi ini, aplikasi bank digital dapat mendorong inovasi strategis.
Terlepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi oleh lembaga keuangan, manfaat dari merangkul transformasi digital jelas melampaui hambatan awal. Kuncinya adalah untuk menyediakan pengalaman terbaik bagi pelanggan dan secara konsisten mengukur strategi produk dan kampanye.
KOMENTAR