Saat ini perusahaan raksasa teknologi berlomba-lomba mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan mengintegrasikannya ke dalam produknya.
Kesuksesan OpenAI mengembangkan chatbot AI ChatGPT cukup membuka mata para perusahaan teknologi bahwa pengembangan teknologi AI generatif memiliki peran penting di masa depan.
Salah seorang karyawan Google yang merupakan senior software engineer mengungkapkan pesaing utama Google dalam pengembangan teknologi AI bukanlah OpenAI yang mengembangkan ChatGPT.
"Kebenarannya adalah kami tidak diposisi untuk memenangkan perlombaan AI termasuk OpenAI. Di saat kami bersaing, pihak ketiga diam-diam mengambil makan siang kami," kata Engineer Google seperti dikutip The Guardian.
Pihak ketiga yang dimaksud oleh engineer Google itu adalah komunitas open-source, mengingat teknologi open-source biasanya dirilis untuk dipakai, ditingkatkan, dan diadaptasi oleh siapa saja sesuai keinginan mereka.
"Saat ini developer AI open-source sudah melampaui kerja Google. Sejak large language model LLaMA buatan Meta hadir di pasar, alat itu membuat siapa saja bisa mengembangkan model AI," katanya.
Dokumen itu juga mengutip sejumlah website yang dilengkapi dengan model AI open-source yang bisa menciptakan karya visual. Berbeda dengan ChatGPT dan chatbot Google Bard yang tidak menyediakan model AI mereka untuk publik.
"Meskipun model kami masih sedikit unggul dari segi kualitas, kesenjangannya mulai menutup dengan sangat cepat. Model open-source lebih cepat, lebih dapat disesuaikan dan lebih mampu," ujarnya.
Dikalahkan Microsoft
Kehadiran chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT mengubah peta persaingan pasar mesin pencari di dunia.
Google sebagai penguasa pasar mesin pencari dengan Google Search cukup gerah melihat kehadiran ChatGPT.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR