GE Indonesia menjadi tuan rumah simposium perdana State of the Art yang dihelat di Jakarta, Rabu (10/5). Apa saja yang dibahas?
Selain menampilkan inovasi GE sebagai perusahaan energi independen masa depan–GE Vernova–simposium ini juga untuk mendorong diskusi mengenai percepatan transisi energi Indonesia melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan utama di berbagai sektor termasuk pembangkit listrik, pertambangan dan pengolahan mineral, kendaraan listrik dan industri manufaktur baterai.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Dadan Kusdiana dalam keynote-nya membahas komitmen Indonesia untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2060 dan peran Indonesia yang terus berkembang sebagai pemain kunci dalam lanskap energi global.
Menurut Dadan, Indonesia mengaktifkan ekosistem yang kuat di seluruh industri utama, yang secara kolaboratif memperkuat jaringan listrik Indonesia dan mengatasi dampak sosial ekonomi dari transisi energi.
Ia juga menjelaskan bahwa sejak meratifikasi Perjanjian Paris 2015, Indonesia telah membuat progres yang signifikan dalam upaya pengurangan emisi. Dan pada COP27, Indonesia mendeklarasikan akan meningkatkan target dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Indonesia terbuka terhadap berbagai mekanisme yang dapat memacu penerapan energi hijau di Nusantara dan saya mengapresiasi GE karena telah bergabung dalam upaya dekarbonisasi Indonesia," ujar Dadan Kusdiana.
Amol Mody, President, Services, Asia, GE Gas Power menilai simposium State of the Art merupakan kesempatan emas untuk berdiskusi mengenai urgensi investasi dan kolaborasi dalam mendukung agenda iklim Indonesia.
“Mengingat Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang melimpah, GE berkomitmen untuk mendukung peralihan energi negara dari batu bara ke gas yang dapat mengurangi emisi CO2 hingga 60%," tegas Amol Mody.
Selanjutnya, ia menjelaskan peralihan energi tersebut dilakukan bersamaan dengan penyebaran energi terbarukan yang cepat dan strategis, serta menawarkan energi andal dan terjangkau.
"Kami juga akan terus mengadvokasi kebijakan berkelanjutan yang transparan dan inklusif demi memastikan tersedianya opsi energi terbarukan yang efektif," ia menambahkan.
Sebelumnya, di tahun 2022, GE memperkenalkan GE Vernova sebagai bisnis yang dibangun dengan tujuan khusus untuk menyoroti komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Perusahaan baru ini juga ingin meningkatkan posisi GE sebagai pemain kunci dalam industri energi yang memberdayakan dan menggaungkan aksi iklim di berbagai negara.
Di Indonesia, GE telah hadir selama lebih dari 70 tahun dengan lebih dari 500 pegawai yang terletak di tiga lokasi berbeda. Hal itu berkontribusi hingga 30 persen dari kebutuhan listrik negara.
Sebagai bagian proyek 35 gigawatt (GW) Pemerintah Indonesia, turbin gas 9HA dari
GE akan menggerakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dan Tambak Lorok. Tenaga sebesar 2.540 GW diperkirakan akan dihasilkan dari kedua turbin gas pembangkit tersebut pada tahun 2023, setara dengan menyalakan sekitar 16 juta rumah di
Indonesia.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR