Timbunan sampah saat ini menjadi masalah serius lingkungan di negeri ini. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, volume sampah di Indonesia mencapai 19,45 juta ton. Dari jumlah tersebut, jumlah sampah plastik menempati posisi kedua dengan proporsi 18,5%.
Tingginya sampah plastik ini sebenarnya menawarkan “peluang” bagi perjuangan menurunkan jumlah sampah. Yang pertama dengan mendorong masyarakat Indonesia mengurangi penggunaan plastik, dan yang kedua menumbuhkan budaya daur ulang (recycle) sehingga plastik tidak terbuang ke alam.
Sayangnya, angka daur ulang Indonesia masih berkisar di angka 10%. Ada banyak alasan mengapa angka tersebut masih sangat rendah. Salah satunya adalah akses masyarakat Indonesia terhadap ekosistem daur ulang sampah yang masih terbatas. Jika tidak ada tukang pengepul sampah yang rutin lewat depan rumah, kita mungkin lupa dan tidak merasa perlu memilah sampah.
Cara Kerja Mallsampah
Keterbatasan akses itulah yang coba dijawab oleh Mallsampah, sebuah startup asal Makassar. Secara prinsip, Mallsampah adalah layanan yang memudahkan masyarakat melakukan daur ulang sampah. Pengguna dapat meminta Mallsampah mengambil sampah yang mereka miliki dengan bantuan aplikasi.
Setelah itu, Mallsampah akan mengirimkan mitra pengepul mereka ke lokasi. Sebagai imbal balik, pengguna juga akan mendapatkan imbalan berupa uang tunai maupun poin Mallsampah (yang dapat ditukarkan pulsa, Gopay, OVO, dan lain-lain).
Sampah yang dikumpulkan Mallsampah pun bukan cuma plastik, namun juga kertas, aluminium, besi, botol kaca, sampai peralatan elektronik.
“Niat saya membuat layanan ini adalah mereduksi sampah sekaligus memiliki data soal sampah”, ungkap Adi Saifullah (pendiri dan CEO Mallsampah). Namun jika ditilik lebih lanjut, Mallsampah juga membentuk circular economy yang menguntungkan semua pihak.
Dari sisi pengguna, mereka mendapatkan insentif untuk melakukan daur ulang. Sementara pengepul sampah akan mendapatkan akses lebih mudah dalam mendapatkan material sampah. “Pengepul ini adalah pengepul yang ada selama ini” ungkap Adi. Dengan Mallsampah, mereka kini mendapatkan sampah secara lebih pasti, tanpa perlu berputar-putar seperti dulu.
Saat ini, ada sekitar 50 ribu pengguna Mallsampah, dengan mayoritas berada di kawasan Makassar dan sekitarnya. Sementara dari sisi pengepul, Mallsampah memberdayakan 500 mitra pengepul. Semua sampah itu sendiri, yang saat ini mencapai 100 ton per bulan, akan diolah di 300 pusat daur ulang mitra Mallsampah.
Selain ditujukan untuk konsumen luas, Mallsampah juga membuka kerjasama dengan mitra perusahaan. Bentuk kerjasamanya sedikit berbeda, karena sampah yang dikelola bisa berupa mixed waste. Nantinya sampah tersebut akan dikelola oleh Mallsampah melalui program berlangganan.
Mallsampah adalah satu contoh bagaimana teknologi digital bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mengatasi isu sampah. Namun tentu saja, semua usaha itu harus dibarengi dengan kesadaran seluruh masyarakat Indonesia untuk bijak dalam mengelola sampah.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR