Menyikapi perubahan lansekap bisnis akibat digitalisasi yang terakselerasi oleh pandemi dan perkembangan pesat teknologi, PT Computrade Technology International (CTI Group menerapkan beberapa strategi. Salah satunya adalah rebranding.
Sebagai bagian dari rebranding ini adalah pengumuman logo dan visi misi baru CTI Group yang mencerminkan komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi inovatif dan relevan bagi pelanggan di era yang terus berkembang.
Pengumuman logo, visi, dan misi yang baru ini juga merupakan bagian dari perayaan ulang tahun CTI Group yang ke-20. “ Ini juga menandai tonggak penting lainnya dalam evolusi CTI Group yang didirikan pada tahun 2003, untuk terus beradaptasi dan mengambil pendekatan pasar yang segar dan berwawasan ke depan,” ucap Rachmat Gunawan, CEO CTI Group dalam kesempatan media briefing di Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Rebranding ini menjadi bagian dari strategi kami untuk memanfaatkan pengalaman, kapabilitas, pertumbuhan bisnis dan komitmen kami untuk meningkatkan kontribusi kami dalam pengembangan ekonomi digital yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakan secara lebih luas,” tegasnya.
Jawab Tantangan Digitalisasi
Seperti banyak disebutkan di media, menurut studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia menyentuh angka US$77 miliar di tahun 2022. Dengan nilai sebesar itu, Indonesia berkontribusi sebesar 40% terhadap nilai pasar digital Asia Tenggara yang mencapai US$200 miliar.
Di tengah maraknya digitalisasi di berbagai sektor, teknologi pun berkembang pesat. “Kita menyebutnya flash changing, bukan fast changing lagi. Teknologi-teknologi inilah yang menjadi fondasi bagi ekonomi digital,” tutur Rachmat Gunawan.
Teknologi-teknologi yang akan berperan besar ke depannya, menurut Rachmat, seperti artificial intelligence (AI), metaverse, quantum computing, industry cloud platform, teknologi untuk sustainability, dan Web 3.0.
Dengan perubahan-perubahan ini, menurut Rachmat Gunawan, ada tiga tantangan yang harus dihadapi, yaitu kebutuhan tinggi akan talenta digital sehingga terjadi kesenjangan antara supply dan demand SDM; kebutuhan infrastruktur digital yang mumpuni, baik di sisi hardware maupun software; dan perbedaan perilaku generasi masa kini.
“Perubahan-perubahan inilah yang memicu CTI Group selaku penyedia teknologi untuk berubah juga, termasuk langkah rebranding yang kami lakukan,” ujar Rachmat Gunawan.
Berikan Dukungan Teknologi dan SDM Mumpuni
Langkah lain yang dilakukan CTI Group adalah memperluas portofolio dengan menggandeng berbagai merk TI terkemuka dan mengembangkan solusi yang relevan dan berkelanjutan bagi para pelanggannya. Beberapa solusi yang ditawarkan CTI Group adalah Nebula Cloud Console (NCC), OFIS, Helios Mobility Suite (HMS), Kouventa, i3GIS, DIMS, dan Ocula.
Menjawab tantangan terkait pengembangan talenta digital, CTI Group juga memberikan beasiswa dan merekrut lulusan SMA/SMK dengan potensi terbaik di bidang IT melalui Virtus Bakti Negeri.
Rachmat Gunawan menjelaskan, CTI Group juga bekerja sama dengan sejumlah universitas terkemuka di Indonesia dengan menyediakan kesempatan internship bagi mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir untuk bekerja di berbagai bidang atau posisi. Dengan cara ini, CTI Group berharap dapat memberikan pengalaman nyata kepada para mahasiswa sebelum mereka benar-benar masuk ke dunia kerja.
“CTI Group akan terus berinovasi, berkompetisi, dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital khususnya melalui komitmennya untuk tumbuh bersama para mitra bisnis dan pengembangan digital talent yang menjadi komponen utama ekosistem digital di Indonesia,” tutup Rachmat Gunawan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR