Ekonomi dan transformasi digital di berbagai bidang di tanah air terus menggeliat sehingga kebutuhan akan data center yang andal pun ikut meningkat.
Menjawab tantangan itu, PT ST Telemedia Global Data Centres (Indonesia) atau PT STT GDC Indonesia pun menghadirkan pusat data pertamanya di Indonesia, STT Jakarta 1 .
Diluncurkan kemarin (21/6), pusat data yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat ini merupakan bangunan pertama di area kampus pusat data PT STT GDC Indonesia dan memiliki kapasitas hingga 19,5 megawatt (MW). Sementara kapasitas total fasilitas data center PT STT GDC Indonesia dirancang untuk nantinya mampu menunjang kapasitas TI hingga 72MW.
Fasilitas baru ini dikembangkan melalui kerja sama dengan perusahaan konglomerat terkemuka Indonesia Triputra Group, dan perusahaan investasi global Temasek.
Lionel Yeo, Chief Executive Officer, Asia Tenggara, STT GDC, menekankan pentingnya peran data center sebagai fondasi ekonomi digital yang tengah berkembang saat ini, terutama di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan SEA e-Conomy dari Google, Bain, dan Temasek, nilai ekonomi digital Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh hingga US$363 miliar pada tahun 2025, atau melampaui perkiraan sebelumnya sebesar $300 miliar. Dan hampir separuh dari pertumbuhan itu disumbangkan oleh Indonesia.
"STT Jakarta 1 tidak hanya menyediakan infrastruktur digital yang penting, tetapi juga menawarkan solusi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan komputasi saat ini dan di masa depan, baik untuk pemerintah maupun perusahaan,” ujar Lionel Yeo.
Berdiri di atas lahan seluas 18.000 meter persegi, STT Jakarta 1 disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan khusus bagi para hyperscaler, penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, industri perbankan dan keuangan, industri konten, pengembang game, pelaku e-commerce, dan pelanggan dari berbagai industri lainnya.
Hendrikus Hendra Gozali, Country Head, Indonesia, PT STT GDC Indonesia, menjelaskan beberapa keunggulan yang ditawarkan data center Tier III ini, seperti keamanan yang solid, desain dan tata letak yang efisien; pilihan jaringan yang netral; dan telah memiliki sertifikasi global, seperti LEED Gold dan TIA-942 Rated 3.
STT Jakarta 1 juga disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan komputasi terbaru, seperti komputasi untuk artificial intelligence (AI), termasuk di antaranya, pilihan pendingin udara dan carian.
Dari semua hal tersebut, Hendrikus menggarisbawahi track record yang sudah dicatatkan STT GDC sebagai pemilik dan pengelola 50 data center di sepuluh negara, termasuk Indonesia.
“Kami menyediakan bukan hanya fasilitas tapi juga services-nya, bukan hanya hardware tapi juga skill orang-orangnya, dan sebagainya. Dan data center ini dioperasikan sepenuhnya oleh orang Indonesia. Global standard, operate locally,” tegasnya.
Ia menambahkan, pusat data yang berperan penting dalam pengembangan ekosistem digital di Indonesia, yang memerlukan kolaborasi antara mitra teknologi dan konektivitas. Beberapa mitra teknologi dan konektivitas lokal yang digandeng PT STT GDC Indonesia adalah PT Berca Hardayaperkasa, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave), PT Lightstorm Indonesia Telekomunikasi (Lightstorm), PT PGAS Telekomunikasi Nusantara, dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (Sinergy Networks).
Masing-masing mitra konektivitas ini akan mendirikan point-of-presence (PoP) di STT Jakarta 1 untuk melayani kebutuhan konektivitas domestik, regional, dan internasional para pelanggan di kampus pusat data
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR