Ilmuwan komputer dan penulis fiksi ilmiah Vernor Vinge mengatakan manusia akan mampu menciptakan teknologi yang jauh lebih cerdas melampaui kemampuan manusia dan ukuran sebuah kemajuan teknologi adalah mampu menciptakan entitas yang kemampuan melebihi otak manusia.
Saat ini manusia sudah mampu mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) yang mampu menggantikan peran manusia dalam bekerja.
Tentunya, inovasi teknologi AI tidak berhenti disitu, para ilmuwan komputer terus mengembangkan teknologi AI makin lebih canggih lagi dengan menghadirkan Artificial Generalized Intelligence (AGI).
Ilmuwan mengatakan AGI dapat melakukan pekerjaan manusia di semua tingkat jenis intelektual. Sejumlah peneliti yakin apabila AGI sukses maka itu adalah akhir dari manusia.
"Intinya adalah, ketika mesin mengambil alih proses sains dan teknik maka kemajuannya sangat cepat sehingga kita sebagai manusia tidak bisa mengejarnya," kata Seorang Ilmuwan Komputer di Universitas Louisville, Roman Yampolskiy dalam Pop Science.
Kini peneliti AI menghadirkan sebuah solusi dengan jumlah pekerjaan yang banyak dengan kecepatan tinggi.
"Sebagai seorang ahli, Anda tidak lagi tahu apa yang canggih. Itu berkembang terlalu cepat," lanjutnya.
AGI bisa menghasilkan penemuan dan teknologi barunya sendiri dalam penelitian dengan super cepat.
Teknologi AI mampu menghasilkan penemuan yang lebih baik dibanding ilmuwan komputer dunia nyata mana pun. Ilmuwan belum memahami lebih dalam mengenai AI sehingga kemungkinan percepatan AI ini dapat menimbulkan masalah.
Yampolsky mengatakan manusia tidak akan pernah mampu memperkirakan apa yang bisa dilakukan oleh AI.
"AI akan sangat sulit dikendalikan dan dapat menjadi bencana," ucapnya.
Seorang ilmuwan komputer di University of California Irvine Sameer Singh mengatakan kurangnya definisi yang konsisten untuk AGI dan Singularitas membuat konsep tersebut sulit untuk dipahami.
"Ketika saya mendengar sumber daya masuk ke AGI dan efek jangka panjang ini, saya merasa hal itu menghilangkan masalah yang sebenarnya penting," katanya.
Dari sudut pandang hukum, konten yang dihasilkan oleh AI sering bertentangan dengan undang-undang hak cipta dan privasi data.
Model AI diketahui sudah menghasilkan keluaran yang rasis, seksis, dan salah secara nyata.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR