Militer Israel terkenal dengan kehebatan alutsistanya yang modern dan canggih. Kali ini angkatan udara Israel menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) Fire Factory atau kecerdasan buatan untuk menganalisa data dan menentukan target mana yang akan dipilih saat serangan udara.
Teknologi AI Fire Factory itu juga dapat menghitung muatan amunisi dan menargetkan ribuan pesawat dan drone serta mengusulkan jadwal serangan.
Seorang Jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memastikan penggunaan teknologi AI-nya dikontrol ketat oleh manusia dalam menyusun target serangan.
"Teknologi AI ini kami yang kendalikan termasuk siapa saja sasarannya tetapi teknologi AI tidak akan tunduk pada peraturan negara atau internasional," kata Jenderal tersebut.
Sebelumnya, Militer Israel IDF telah menggunakan teknologi pertahanan AI-nya untuk mengidentifikasi dan menghancurkan landasan peluncuran roket dan drone Hamas di jalur Gaza, Palestina.
Tentunya, Israel akan mengerahkan serangan AI skala penuh jika Iran nekat menggunakan senjata nuklirnya.
Saat ini Israel menjadi salah satu negara terdepan dalam pengembangan senjata AI dan sistem otonomnya termasuk penerbangan drone kamikaze atau drone bunuh diri. Israel menilai penggunaan teknologi AI akan meminimalisir korban dari masyarakat sipil.
Sebelumnya, pabrikan militer AS Lockheed Martin juga menerbangkan pesawat terbaru yang berbasis AI selama 17 jam sekaligus menandai pertama kalinya AI terlibat pada pesawat taktis.
Angkatan Laut AS juga menerima kapal yang dapat beroperasi secara mandiri dan otomotis seperti drone.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR