Menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama, mayoritas lembaga jasa keuangan (LJK) di Indonesia siap menerapkan analisis data tingkat lanjut (advanced analytics), tapi ada beberapa kendala yang harus dihadapi.
Studi terbaru dari Forrester Consulting yang prakarsai oleh FICO mengungkapkan bahwa 84% responden di Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan strategi analisis tingkat lanjut (advanced analytics) dalam 12 bulan ke depan. Sementara 79% responden mengaku masih mengeksplorasi kelayakan teknologi ini untuk bisnis mereka. Tren ini tentu sejalan dengan peran data yang dinilai semakin penting bagi bisnis.
Dattu Kompella, Managing Director, FICO Asia Pacific, memaparkan bahwa lebih dari 60% organisasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di Indonesia mengutarakan keinginan mereka untuk mengimplementasikan platform enterprise untuk datanya.
“Mereka ingin keluar dari silo. Mereka ingin membawa data pelanggan ke dalam framework terintegrasi, menggunakan data untuk menghasilkan insight yang lebih baik, menghasilkan model (analitik), dan menggunakan insight tersebut dalam skala yang signifikan,” jelas Dattu dalam kesempatan media briefing virtual, kemarin (1/8).
Dattu pun menyoroti aspek penting dalam setiap implementasi teknologi: dukungan jajaran manajemen. Hasil studi ‘Current State of Advanced Analytics Adoption’ memperlihatkan komitmen jajaran eksekutif LJK di Indonesia terhadap pemanfaatan data dan adopsi advanced analytics.
Hal itu tergambar antara lain dari upaya perusahaan-perusahaan tersebut dalam membangun budaya data-driven di organisasinya. Hampir separuh (49%) dari LJK di Indonesia berencana membuat Insights Center of Excellence untuk business intelligence, advanced analytics, data science, dan/atau artificial intelligence dalam 12 bulan ke depan.
Menurut Dattu Kompella, hasil ini mencerminkan ketertarikan jajaran eksekutif LJK untuk mendobrak silo, menjalankan kolaborasi lintas fungsi, dan menerapkan pendekatan pengambilan keputusan strategis berdasarkan data.
Kendala Teknologi dan Ketiadaan Strategi
Namun, terlepas dari minat yang terus meningkat ini, lebih dari separuh dari LJK di Indonesia yang mengimplementasikan atau memperluas praktik operasi data (56%) dan inisiatif integrasi data (61%) melakukannya tanpa strategi yang komprehensif.
Kurangnya pendekatan terstruktur ini tercermin dari fakta bahwa hanya sekitar setengah dari responden yang menyatakan percaya diri atau memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dalam menjalankan inisiatif ini.
Studi ini juga menyoroti sejumlah kendala teknologi yang dihadapi oleh LJK di Indonesia, di antaranya integrasi solusi (77%) dan teknologi legacy (77%). Hambatan lain adalah menemukan model AI/ML/advanced analytics yang sesuai (75%).
Selain itu, lebih dari satu dari tiga (37%) responden dari Indonesia melaporkan bahwa keterbatasan anggaran merupakan tantangan utama dalam mengoperasionalkan strategi advanced analytics.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR