Twinn Health, sebuah startup teknologi kesehatan dari Inggris mengembangkan alat kesehatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat menganalisis dan mendeteksi penyakit pasien lebih awal.
Tujuan pengembangan alat MRI canggih berbasis AI itu adalah memperpanjang umur manusia melalui langkash preventif dan mengetahui penyakit manusia sejak dini sehingga bisa langsung ditangani.
Untuk mewujudukan proyek ambisius itu, Twinn Health pun mendapatkan dana investasi USD500 juta dari modal ventura asal Arab Saudi, Aramco.
Meskipun teknologi MRI telah lama digunakan di industri kesehatan, penggunaan AI sangat diperlukan untuk menganalisis hasil pemindaian MRI secara lebih mendalam.
Pendiri dan CEO Twinn Health, Wareed Alenaini menjelaskan biasanya hasil dari pemindaian MRI hanya digunakan untuk satu diagnosis saja. Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan pemindaian MRI dan ditemukan batu ginjal, laporan mengenai hasil pemindaian tersebut ditulis oleh dokter, dan kemudian hasil pemindaian tersebut diarsipkan tanpa diperiksa lebih lanjut.
"Twinn Health hadir untuk mengisi kekurangan ini. Mereka menggunakan AI untuk menggali informasi tambahan dari hasil pemindaian MRI yang mungkin terlewatkan oleh dokter atau bukan menjadi fokus utama mereka," katanya.
Perusahaan ini berfokus pada penyakit metabolik seperti trifecta diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas, karena kondisi-kondisi tersebut meningkatkan risiko pasien terhadap masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung koroner dan stroke.
Penggunaan teknologi AI dalam uji coba awal telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, dengan tingkat akurasi mencapai 95% pada tahun 2021.
"Model AI ini juga dapat meramalkan disfungsi metabolisme hingga setengah dekade sebelumnya," katanya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR