Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengajak industri penyiaran Indonesia mengadopsi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, mengingat industri penyiaran memiliki kemampuan yang adaptif dalam menghadapi perkembangan teknologi yang dinamis.
Menurut Menkominfo, kemampuan adaptasi industri penyiaran juga tercermin dalam prediksi pertumbuhan pendapatan iklan televisi di Indonesia yang diharapkan mencapai 10,3 persen pada tahun 2023, dengan nilai sekitar 1,4 miliar dolar AS atau sekitar 21 triliun rupiah.
"Ini menjadi bukti nyata bahwa para pelaku industri penyiaran memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan dinamika dan tantangan yang terjadi dengan begitu cepat," kata Budi Arie seperti dilansir Antara.
Budi Arie menyoroti kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan yang diperkirakan akan membentuk masa depan industri penyiaran secara global.
"Teknologi AI akan merevolusi proses pembuatan konten, interaksi dengan pemirsa, dan teknik periklanan," ujarnya.
Penggunaan teknologi digital juga membawa tantangan baru, termasuk potensi hilangnya lapangan pekerjaan dan berbagai masalah etika.
Karena itu, Menkominfo mengundang para pemangku kepentingan di industri penyiaran untuk bersama-sama mengkaji dampak perkembangan teknologi terhadap masa depan industri ini.
"Dengan tinjauan ini, kita bersama-sama akan merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa industri penyiaran tetap kuat dan mandiri di masa depan," tambahnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR