OpenAI sukses memperkenalkan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT di pasar, mengingat chatbot AI itu terbukti mampu meningkatkan produktivitas kerja manusia dan memberikan pengalaman baru kepada pengguna dalam mencari informasi di dunia maya.
Tak heran, ChatGPT juga mengilhami perusahaan teknologi raksasa lainnya untuk memperkenalkan layanan serupa seperti Google yang memperkenalkan Bard dan Baidu dengan Ernie-nya.
Sayangnya, inovasi teknologi ChatGPT itu turut memberikan dampak buruk kepada manusia seperti ada beberapa perusahaan yang melakukan efisien pegawainya dan beralih menggunakan ChatGPT karena jauh lebih efisien dan cepat. Belum lagi, anak-anak sekolah menggunakan ChatGPT untuk menyontek dalam mengerjakan soalnya.
Namun, platform pembelajaran online Coursera melihat ChatGPT sangat berguna bagi pembelajaran anak-anak. CEO Coursera Jeff Maggioncalda mengungkapkan saat ini banyak perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk menghadirkan Model Bahasa Besar (LLM), mulai dari Google, Amazon, dan Apple.
"Chat GPT versi GPT-4 milik OpenAI cukup bagus dalam bahasa pemrograman komputer dibandingkan dengan bahasa lisan. Karena itu, Coursera memutuskan untuk mengintegrasikan model tersebut ke dalam Coursera Couch," katanya.
Diketahui, Coursera Couch merupakan asisten pembelajaran virtual berbasis AI generatif yang memberikan umpan balik dipersonalisasi, menjawab pertanyaan, dan merangkum video kuliah serta sumber daya.
Namun, ChatGPT juga dapat menghasilkan informasi yang salah atau digambarkan sebagai tidak masuk akal. Fenomena ini disebut sebagai halusinasi AI, dan OpenAI akhirnya mengumumkan mereka melakukan sesuatu untuk mengatasinya dengan menambahkan pengawasan proses.
OpenAI mengungkapkan, dengan mengurangi halusinasi adalah langkah penting untuk menciptakan AGI, atau kecerdasan yang mampu memahami dunia sebaik manusia mana pun.
"Jadi tentang halusinasi, saya belum pernah melihat, itu tidak benar, (terutama) saya belum pernah melihat Coursera Couch berhalusinasi khususnya dalam kursus," kata Maggioncalda.
"Tapi kadang-kadang saya pernah melihatnya berhalusinasi, seperti jika Anda meminta URL, alamat web, kadang-kadang itu hanya mengada-ada. Jadi kami mencoba menangkapnya dan berkata, jangan mengarang URL," sambungny
Saat ini Maggioncalda mengatakan semakin banyak orang yang mengandalkan LLM untuk kemampuan bahasa, bukan pengetahuan.
"Dan saya pikir apa yang akan terjadi adalah semakin banyak orang, mereka akan menggunakan LLM untuk kemampuan bahasa, tetapi belum tentu untuk pengetahuan," jelas Maggioncalda.
"Jadi menurut saya LLM adalah bahasa yang sangat bagus dan terkadang Anda harus memberinya lebih banyak pengetahuan. Dan ilmu yang kami berikan kepada Coursera Coach adalah ilmu dari kursus. Itu sebabnya kami merasa cukup baik karena didasarkan pada keahlian kursus," imbuhnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR