Tips bagi konsumen untuk terhindar dari risiko kebocoran data
Deteksi dini, tindakan respons yang efektif, dan strategi pemulihan yang komprehensif merupakan faktor utama yang turut berperan dalam proses pemulihan yang lebih cepat, dimana hal ini sangat penting untuk membantu meminimalisir biaya dan dampak atas pelanggaran data.
Palo Alto Networks merekomendasikan lima langkah penting yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk memitigasi kebocoran data:
Mengidentifikasi sumber pelanggaran: Dengan mengidentifikasi penyebab terjadinya suatu peretasan, akan membantu dalam menyesuaikan tindakan penanganan serta mencegah terjadinya peretasan serupa terulang kembali di lain waktu. Penting bagi organisasi/perusahaan untuk paham bahwa ancaman bisa datang dari pihak eksternal, seperti hacker, maupun dari pihak internal, seperti karyawan yang memiliki otorisasi akses yang tidak semestinya.
Menetapkan strategi penanggulangan serangan: Rencana tanggap insiden hendaknya komprehensif dan memuat garis besar atas tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi pelanggaran data. Hal ini termasuk memiliki tim tanggap insiden khusus, protokol komunikasi yang jelas, serta prosedur untuk mengatasi dan memitigasi terjadinya serangan.
Melakukan audit keamanan secara rutin: Mengkaji dan memperbaiki kerentanan dalam sistem dan proses di dalam perusahaan sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran data. Hal ini mencakup melakukan penilaian risiko secara menyeluruh, memperbaiki kerentanan software, seperti software dan sistem yang sudah usang, dan menerapkan pengawasan keamanan yang ketat.
Gunakan perangkat proteksi data: Perangkat pengujian rutin dapat membantu mengidentifikasi celah kerentanan serta melindungi dari potensi pelanggaran. Hal ini mencakup firewall, sistem deteksi penyusupan, prosedur autentikasi multifaktor, dan perangkat lunak enkripsi.
Menerapkan pendekatan Zero Trust: Dengan menghilangkan bentuk kepercayaan implisit dan terus memvalidasi setiap tahap proses interaksi digital untuk melakukan pemantauan yang lebih baik sertamengelola keamanan dan ketaatan vendor pihak ketiga. Hal ini dapat mencakup membatasi akses yang diberikan kepada pihak ketiga, melakukan pemeriksaan rutin, dan menerapkan langkah-langkah perlindungan tambahan untuk mencegah terjadinya penyusupan tanpa izin.
"Pelaku serangan siber akan senantiasa memanfaatkan kelemahan dalam sistem sebagai sasaran empuk. Penting untuk terus berinovasi dan melakukan adaptasi terhadap praktik keamanan siber agar tetap berada di depan dalam menghadapi ancaman yang muncul. Selain itu, semakin penting bagi organisasi untuk memprioritaskan keamanan data dan menerapkan langkah-langkah yang kuat - temukan, klasifikasikan, pantau, dan amankan data - sekaligus mengautentikasi pengguna dan mengontrol siapa saja yang memiliki akses ke aplikasi dan data tertentu pada waktu tertentu. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut dan mengambil langkah-langkah yang proaktif dalam mitigasi kebocoran data, organisasi/perusahaan dapat merealisasikan ketangguhan siber dalam lingkup operasional mereka, meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh kebocoran data, serta melindungi data-data sensitif dan reputasi yang tak ternilai harganya," tutup Adi.
KOMENTAR