Perang dagang AS dan China sedang berkecamuk dalam beberapa tahun terakhir. AS tidak senang melihat China maju dan berkembang begitu pesat karena dapat mengancam hegemoni AS di masa depan.
AS pun berkali-kali menjatuhkan sanksi dagang ke China tetapi sanksi itu tidak membuat inovasi teknologi China berhenti.
Yang terbaru, AS meminta perusahaan semikonduktor asal negaranya seperti Nvidia untuk menghentikan pasokan chip canggih termasuk chip AI ke China.
China pun tidak habis akal dan tidak bergantung dengan pasokan perusahaan semikonduktor asal AS.
Baru-baru ini perusahaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan asal china HKUST Xunfei menggandeng Huawei untuk memproduksi GPU AI yang kemampuannya setara dengan A100 buatan Nvidia.
"Huawei telah mengembangkan GPU AI yang setara dengan A100 buatan Nvidia dan akan meluncurkan model bahasa besar (LLM) yang akan bersaing dengan GPT-4. Perangkat keras ini akan sangat canggih dan mampu menjalankan LLM seperti GPT-3 dan GPT-4 dengan kinerja yang tinggi,” kata Pendiri HKUST Xunfei Liu Qingfeng.
Saat ini chip A100 dari Nvidia merupakan GPU AI terbaik kedua di pasar dan GPU Nvidia H200 Hopper yang paling ganas di pasar. Jika GPU AI China ini dapat memenuhi klaimnya, pasar china kemungkinan akan beralih ke produk dalam negeri untuk memenuhi permintaan AI mereka.
Sementara itu, HKUST Xunfei juga mengumumkan rencana meluncurkan model bahasa besar serba guna (LLM) baru pada oktober mendatang. LLM ini akan bersaing dengan ChatGPT dan memiliki versi dalam bahasa china dan Inggris.
Sementara itu Iran telah mengembangkan industri chipnya sendiri selama beberapa dekade walaupun dihadapkan dengan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain.
Pada 2023, Iran mampu memproduksi chip 32-bit untuk komputer dan chip 16-bit untuk ponsel cerdas. Iran juga telah mengembangkan kapasitas untuk memproduksi chip 64-bit, tetapi teknologi ini masih dalam tahap pengembangan.
Pengembangan industri chip Iran penting bagi negara tersebut karena dapat membantunya mengurangi ketergantungannya pada impor teknologi. Industri chip juga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi Iran.
Larang Negara Timur Tengah
Pemerintah AS menambah daftar negara yang dilarang membeli chip AI kelas atas dari AMD dan Nvidia, menemani China yang ada sejak awal dalam daftar tersebut, yaitu sejumlah negara Timur Tengah.
Alasan pembatasan ini dilakukan karena banyak pembeli dari negara-negara Timur Tengah tersebut yang menjual kembali chip AI dari AMD dan Nvidia ke China. Pemerintah AS sudah menginformasikan pembatasan tersebut ke mereka, yaitu lisensi yang dibutuhkan untuk menjual chip GPU A100 dan H100 ke konsumen di negara tertentu, termasuk sejumlah negara Timur Tengah.
Pada 2022, AS memperketat sanksinya terhadap China dengan melarang AMD dan Nvidia untuk menjual GPU kelas atas khusus AI-nya ke China dan juga Rusia.
Namun Nvidia tak kalah akal, mereka merilis chip A800 yang mulai diproduksi pada Q3 2022 sebagai alternatif A100 (AS hanya melarang penjualan chip A100 dan H100), yang punya kecepatan interkoneksi 400GB/s, turun dari 600GB/s di A100.
China pun tak kalah cerdik dan tetap bisa memborong chip A100 dan H100 lewat perdagangan gelap, meski dengan harga jauh lebih tinggi (bisa mencapai dua kali lipat) dan tanpa garansi.
Akal-akalan China ini yang mungkin mau ditanggulangi dengan melarang penjualan A100 dan H100 ke negara Timur Tengah.
Sebelumnya juga dilaporkan kalau Arab Saudi serta Uni Emirat Arab memborong ribuan chip Nvidia seperti H100 untuk menjadi pemimpin pasar di industri AI. Arab Saudi misalnya, sudah membeli setidaknya 3000 unit Nvidia H100.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR