Direktur Bisnis PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Muhammad Fajrin Rasyid membahas penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat mengoptimalisasi efisiensi jaringan.
“AI di perusahaan Telkom telah digunakan selama bertahun-tahun. AI kami kembangkan dalam Telkom untuk beberapa hal, pertama untuk efisiensi network bagaimana AI bisa membantu melakukan perencanaan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efisien,” kata Fajrin saat menjadi pembicara pada The ASEAN Indo-Pacific Forum Day 2, di Jakarta, Rabu.
Tak hanya itu, teknologi AI juga dapat meningkatkan produk atau layanan kepada pelanggan Telkom.
Salah satunya melalui layanan chatbot dan layanan pelanggan yang semakin masif ditingkatkan dalam 1-2 tahun terakhir.
“AI juga dapat menjadi alat analisis data besar untuk klien, terutama kalangan bisnis dan pemerintah. Ketika perusahaan menjadi semakin terdigitalisasi, biasanya mereka memiliki lebih banyak data dibandingkan sebelumnya. Penggunaan AI adalah cara membuat data lebih mudah dimengerti para eksekutif atau pengambil keputusan di perusahaan dan pemerintah,” ujarnya.
Tantangan Digital
Fajrin juga menyampaikan tantangan digital yang dihadapi oleh Indonesia. Tantangan pertama adalah penyediaan infrastruktur digital yang terjangkau dan mudah diakses.
Telkom Indonesia memiliki Indonesia Digital Network (IDN) yang menyediakan akses internet dan layanan digital kepada komunitas yang sebelumnya tidak memiliki konektivitas.
Per tahun 2023, Telkom telah meningkatkan jaringannya di 501 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, penetrasi broadband seluler persero pun telah mencakup 99 persen populasi dengan sekitar 157 juta pelanggan dan menjadikannya salah satu negara yang paling terhubung di kawasan ini.
“Kami ingin mencapai 100 persen. Kami juga perlu bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk pemerintah. Kami berbicara dengan pemerintah secara efisien mengenai masalah teknologi informasi dan komunikasi untuk mengatasi permasalahan yang ada di berbagai daerah terpencil,” ujarnya seperti dilansir ANTARA News.
Tantangan kedua adalah menyediakan talenta-talenta yang dibutuhkan karena pembangunan koneksi tanpa talenta tidak akan berarti dan akan semakin sedikit masyarakat yang bisa memanfaatkan potensi ekonomi digital.
Sedangkan tantangan yang ketiga adalah layanan yang dapat digunakan dalam konektivitas.
Ia mencontohkan pada masa pandemi COVID-19, Telkom sebagai badan usaha milik negara (BUMN) telah bekerja sama dengan pemerintah membuat aplikasi Peduli Lindungi untuk melacak dan menelusuri situasi COVID-19.
“Begitulah contoh aplikasi atau layanan yang dapat digunakan di atas konektivitas ini untuk memberikan layanan tertentu yang bermanfaat bagi negara dan juga bagi warga negara,” katanya.
Baca Juga: Latih AI Mobil Otonom, Tesla Beli 10.000 Kartu Grafis Nvidia H100
Baca Juga: Cara China Kelabui Sanksi AS, Beli Chip AI Nvidia di Pasar Gelap
Source | : | antara |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR