Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang berjalan pada chatbot dan aplikasi lain masih mengalami kesulitan dalam membedakan antara bahasa yang tidak masuk akal dan bahasa alami.
Para peneliti di Columbia University di Amerika Serikat (AS) mengungkap masih terlalu dini untuk melepaskan model AI dalam konteks hukum atau medis. Mereka menerapkan sembilan model AI, melepaskan ratusan pasang kalimat ke model tersebut, dan menanyakan mana yang mungkin terdengar dalam percakapan sehari-hari.
"Kami meminta 100 orang untuk membuat penilaian yang sama terhadap pasangan kalimat seperti, 'Seorang pembeli juga dapat memiliki produk asli/ Seseorang yang berpengalaman di sekolah menengah atas, saya mengoceh,' tulis Profesor psikologi Christopher Baldassano, salah satu penulis laporan tersebut seperti dikutip Daily Mail.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Machine Intelligence ini kemudian membandingkan jawaban AI dengan jawaban manusia dan menemukan perbedaan dramatis.
Model canggih seperti GPT-2 versi yang sempat digunakan ChatGPT secara umum cocok dengan jawaban manusia dan model AI lainnya kurang berhasil.
"Semua model AI termasuk ChatGPT melakukan kesalahan," kata Christopher Baldassano.
Baldassano mengatakan setiap model AI menunjukkan titik-titik buta, memberi label pada beberapa kalimat sebagai kalimat bermakna yang dianggap omong kosong oleh partisipan manusia.
“Cara ini akan membuat kita berhenti sejenak mengenai sejauh mana kita ingin sistem AI mengambil keputusan Penting, setidaknya untuk saat ini,” ujar Baldassano.
Tal Golan, salah satu penulis makalah mengatakan AFP bahwa model AI itu adalah teknologi menarik yang dapat melengkapi produktivitas manusia secara dramatis.
Ia berpendapat membiarkan model-model ini menggantikan pengambilan keputusan manusia dalam bidang-bidang seperti hukum, kedokteran, atau evaluasi siswa mungkin terlalu dini.
"Ada kemungkinan bahwa orang-orang dengan sengaja mengeksploitasi titik buta untuk memanipulasi model," ujarnya.
Model AI mulai menarik perhatian publik dengan dirilisnya ChatGPT tahun lalu, yang sejak itu dianggap telah lulus berbagai ujian dan disebut-sebut dapat membantu para dokter, pengacara, dan profesional lainnya.
Baca Juga: Pemerintah RI Tutup Situs Judi Online dengan Bantuan Teknologi AI
Baca Juga: Salesforce Bakal Luncurkan Alat AI Einstein Copilot, Ini Keunggulannya
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR