Meta berkomitmen mengintegrasikan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan generatif ke setiap produk layanannya termasuk Instagram. Pertama-pertama, Meta akan menghadirkan fitur edit gambar AI "Restyle" yang memungkinkan pengguna untuk mengubah tampilan foto mereka dengan filter AI generatif.
Selain itu, Meta juga memperkenalkan fitur Backdrop yang merupakan green screen generatif berbasis AI. Fitur itu memungkinkan pengguna untuk menggantikan latar belakang foto dengan pemandangan yang berbeda. Meta belum mengumumkan tanggal pasti kapan kedua fitur ini akan tersedia.
Selain itu, Meta juga akan memberikan label khusus pada postingan yang menggunakan alat Restyle dan Backdrop untuk mengindikasikan penggunaan AI dan menghindari kebingungan bahwa konten tersebut dibuat oleh manusia seperti dikutip Engadget.
Meta juga akan memperkenalkan stiker baru yang dihasilkan AI, yang akan tersedia di berbagai platform mereka seperti Instagram, WhatsApp, Messenger, dan Facebook Stories. Stiker ini memungkinkan pengguna untuk dengan cepat membuat stiker kustom melalui perintah teks. Rencananya, stiker tersebut akan diluncurkan terlebih dahulu untuk sebagian kecil pengguna berbahasa Inggris bulan depan.
Seluruh inovasi ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk menghadirkan teknologi AI generatif ke dalam semua aplikasinya, sejalan dengan visi Mark Zuckerberg untuk memanfaatkan kecerdasan buatan dalam berbagai konteks, termasuk menciptakan lebih dari 25 chatbot AI generatif dengan kepribadian berdasarkan selebriti dan individu nyata.
Setara ChatGPT
Meta akan memborong chip pelatihan artificiaI intelligence atau kecerdasan buatan (AI) untuk membangun data center yang powerful. Nantinya, Meta akan menggunakan data centernya itu untuk menciptakan chatbot AI terbaru yang lebih kuat dan setara dengan GPT-4 milik OpenAI.
The Wall Street Journal melaporkan Meta akan melatih model bahasa besar (LLM) nya itu pada awal 2024. Meta sendiri telah membeli lebih banyak chip pelatihan AI Nvidia H100 dan memperkuat infrastrukturnya sehingga tidak perlu mengandalkan platform cloud Microsoft Azure untuk melatih chatbot baru tersebut.
Meta telah merekrut SDM terbaik untuk membangun model tersebut dan mempercepat pembuatan alat AI yang dapat meniru ekspresi manusia.Tentunya, Mete menghadapi banyak tantangan dalam pengembangan AI seperti mencari peneliti AI yang tepat karena sumber daya komputasi terbagi antara beberapa proyek large language model (LLM) pada tahun ini. Meta juga menghadapi persaingan sengit di ruang generatif AI seperti kehadiran chatbot AI ChatGPT hingga Google Bard.
OpenAI sendiri belum melatih GPT-5 dan "tidak akan melakukannya untuk beberapa waktu," tetapi, Apple kabarnya telah mengalokasikan jutaan dolar setiap hari untuk model AI "Ajax" miliknya yang sepertinya dianggap lebih kuat bahkan dari GPT-4 seperti dikutip The Verge.
Google dan Microsoft masing-masing telah memperluas penggunaan AI dalam alat produktivitas mereka, dan Google ingin menggunakan AI generatif dalam Google Assistant. Amazon juga memiliki inisiatif AI generatif di seluruh organisasinya yang dapat menghasilkan Alexa yang didukung chatbot AI.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR