Automation technology belakangan ini menjadi teknologi yang populer digunakan di lingkungan bisnis. Studi McKinsey menemukan, 73% perusahaan di seluruh dunia telah memanfaatkan automation technology dalam membantu bisnisnya.
Bukan tanpa sebab jika adopsi automation technology semakin tinggi. Menurut survei KRC Research, otomatisasi memberikan manfaat dari sisi peningkatan kualitas hasil pekerjaan sampai penurunan biaya operasional.
Jika dirunut, automation technology saat ini lebih banyak digunakan di area proses bisnis, seperti pada RPA (Robotic Process Automation). Namun otomatisasi sebenarnya juga bisa digunakan dalam mengelola aplikasi dan infrastruktur digital (seperti data center atau cloud). Dengan otomatisasi, perusahaan bisa menjaga service level infrastruktur digitalnya dengan tetap mengedepankan efisiensi biaya.
Automation technology dalam mengelola infrastruktur digital inilah yang menjadi topik utama InfoKomputer Deep Dive yang berlangsung beberapa waktu lalu. Acara yang didukung IBM Indonesia dan Multipolar Technology ini membahas secara mendetail solusi otomatisasi untuk mengelola infrastruktur digital. Tujuannya agar performa dan efisiensi infrastruktur digital tetap optimal, terlebih ketika skala dan kompleksitasnya semakin tinggi.
IBM Instana: Menjaga Performa Aplikasi
Salah satu solusi otomatisasi yang dibahas di InfoKomputer Deep Dive ini adalah IBM Instana. Secara prinsip, Instana adalah Application Performance Management yang berfungsi memonitor performa sebuah aplikasi secara keseluruhan. Proses monitoring dilakukan dari sisi front-end, middle-end, sampai back-end.
Dengan Instana, tim operasional akan mendapatkan visibilitas penuh atas hardware tempat aplikasi berjalan. Instana juga menampilkan metriks penting di dalam aplikasi, seperti kondisi Java Virtual Machine jika kita menggunakan aplikasi Java.
Instana bahkan juga dapat memonitor interkoneksi antar komponen (seperti microservices) secara komprehensif. “Dan jika Instana mendeteksi adanya masalah, akan muncul indikator warna kuning atau merah dari komponen tersebut. Dengan begitu, tim operational bisa mengambil tindakan yang dibutuhkan,” ungkap Hansen Panjaitan (Senior Software Engineer and Consultant Multipolar Technology).
Kemampuan otomatisasi IBM Instana pun terlihat dalam mendeteksi root cause atau sumber masalah. Dengan melakukan analisis semua log dari sisi hardware, aplikasi, dan interkoneksi, Instana dapat memberikan rekomendasi langkah yang perlu dilakukan. “Jadi tindakan yang dilakukan bisa lebih akurat karena berbasis data,” ujar Hansen.
IBM Turbonomic: Mengoptimalkan Kebutuhan Resources
Faktor penting lain dalam pengelolaan infrastruktur digital adalah memastikan kapasitas resources (seperti server, memory, dan storage) yang optimal. Artinya, kapasitas tidak boleh terlalu kecil yang membuat aplikasi menjadi lambat, namun juga tidak bisa berlebih yang membuat biaya meninggi.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR