Xiaomi meluncurkan sistem operasi terbarunya 'HyperOS' untuk menggantikan MIUI yang telah menjadi antarmuka mereka selama 13 tahun.
Keputusan ini menandai babak baru dalam sejarah Xiaomi, memicu pertanyaan tentang alasan di balik pergantian ini.
Sebelumnya, ada rumor yang menyebutkan bahwa MIUI akan berganti nama menjadi MiOS, seperti yang dilaporkan oleh leakster Digital Chat Station, tetapi ternyata rumor tersebut tidak terbukti benar.
Dalam sebuah posting di akun pribadinya, Alvin Tse (Wakil Presiden Global Xiaomi) mengatakan HyperOS akan menghadirkan konektivitas yang lebih kuat ke dalam ekosistem Xiaomi.
"Sistem operasi ini dirancang tidak hanya untuk smartphone, tetapi juga untuk lebih dari 200 kategori produk Xiaomi lainnya," ujarnya.
Tse menyatakan antusiasmenya terhadap era baru yang akan membawa "Hyper Performance," kemudahan, dan konektivitas ke semua perangkat smartphone dan AIoT (Artificial Intelligence of Things) Xiaomi.
Xiaomi memiliki portofolio produk yang luas, mencakup perangkat seluler, perangkat wearable, kendaraan, serta peralatan rumah pintar.
"Dengan HyperOS, kami ingin memperkuat ekosistem teknologi AI," katanya.
CEO Xiaomi Lei Jun mengatakan HyperOS dibangun berdasarkan integrasi yang mendalam antara sistem operasi Android dan sistem Vela yang dikembangkan oleh perusahaan.
Xiaomi memulai pengembangan HyperOS pada 2014 ketika bisnis Internet of Things (IoT) mulai berkembang, dan pada tahun 2017, mereka memulai penelitian dan pengembangan sistem baru untuk mendukung semua ekosistem dan aplikasi.
Namun, saat ini, belum banyak yang diketahui tentang fitur dan tampilan HyperOS yang spesifik. Lebih banyak rincian akan muncul ketika Xiaomi 14 diluncurkan akhir bulan ini. Jadi, kita perlu bersabar menunggu untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem operasi baru ini.
"Xiaomi 14 akan menjadi HP pertama yang menggunakan HyperOS," katanya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR