Sebagian besar organisasi di Asia Tenggara dan Indonesia bisa dibilang masih berada di cloud first atau menuju cloud first perihal perjalanan cloud-nya. Namun, hal bersangkutan memberikan kesempatan kepada para organisasi di Asia Tenggara dan Indonesia untuk melewati cloud chaos dan langsung mencapai cloud smart. Hal tersebut terungkap ketika InfoKomputer dan sejumlah media lain berbincang-bincang dengan VMware pada VMware Explore 2023 Singapore di Singapura beberapa waktu lalu. VMware pun menyebutkan adopsi cloud di Asia Tenggara dan Indonesia memiliki momentum yang baik. Begitu pula dengan adopsi multi-cloud yang berkembang.
Para organisasi di Asia Tenggara dan Indonesia yang masih berada di cloud first atau menuju cloud first bisa melihat dan belajar dari yang lebih dulu memulai perjalan cloud-nya dan telah mencapai cloud smart. Selain itu, VMware pun memastikan bahwa VMware bisa bekerja sama dengan para organisasi bersangkutan untuk membantu mereka ke cloud smart sejalan dengan tahap awal atau dimulainya perjalanan cloud para organisasi yang dimaksud. Apalagi kini VMware sewajarnya sudah makin berpengalaman dalam membantu organisasi meraih cloud smart. VMware dengan layanan Cross-Cloud alias Cross-Cloud services-nya yang diperkenalkan pada tahun 2021, bisa membantu para organisasi itu menggunakan cloud, multi-cloud, serta meraih cloud smart.
“Saya pikir salah satu hal yang di mana kita berada di Asia Tenggara adalah para konsumen sedang melihat untuk mengambil keuntungan dari cloud. Namun, saya pikir mereka juga memiliki suatu kesempatan yang besar untuk mengerti dari seluruh belahan dunia lain, apa yang bekerja dan apa yang tidak bekerja. Jadi mereka belum tentu akan pergi secepat itu ke cloud first. Hal tersebut adalah bagus, karena itu berarti dalam salah satu strategi kami di Asia Tenggara adalah kami benar-benar bekerja sama dengan pasar untuk menyampaikan, bagaimana Anda menghindari atau melewati cloud chaos sebagai suatu langkah,” ujar Paul Simos (Vice President & Managing Director, Southeast Asia and Korea, VMware).
“Jadi menurut saya, kami memiliki, kami memiliki adopsi multi-cloud yang berkembang di seluruh Asia Tenggara dan Korea, sejumlah pasar kami memiliki niat untuk pergi ke sana [multi-cloud]. Dan di kebanyakan negara, kami memiliki beberapa pengadopsi awal yang posisinya bagus, tentunya di, Anda tahu, di tempat-tempat seperti Singapura, seperti Malaysia, Filipina, Indonesia, Anda punya beberapa contoh yang sangat kuat, bersinar dari konsumen yang telah bertransformasi digital, dan mereka sekarang berada dalam suatu apa yang kami pandang sebagai suatu multi-cloud, tetapi Anda punya suatu porsi yang lebih besar dari pasar yang sedang melihat untuk pergi ke cloud,” lanjut Paul Simos.
Cloud first merujuk pada tahap awal organisasi menggunakan public cloud, bisanya memakai satu public cloud; tahap awal perjalanan cloud. Cloud chaos merujuk pada deployment cloud yang kacau, yang berantakan, sehingga memperlambat organisasi dalam mencapai tujuan yang dinginkannya dalam melakukan perjalanan cloud. Cloud chaos bisa terjadi karena organisasi menggunakan multi-cloud alias menggunakan lebih dari satu cloud. Sementara, cloud smart maksudnya adalah deployment cloud yang tidak kacau dan bisa mengakselerasi organisasi dalam mencapai tujuan yang dinginkannya dalam melakukan perjalanan cloud.
Adapun cloud dalam multi-cloud yang dimaksud VMware bukan hanya public cloud melainkan juga private cloud dan edge. Penggunaan multi-cloud sendiri menawarkan kelebihan dari penggunaan cloud tunggal alias mono-cloud. Pasalnya, suatu cloud belum tentu memiliki kelebihan yang sama dengan cloud yang lain; cloud berbeda bisa menawarkan kelebihan berbeda. Organisasi contohnya bisa menggunakan public cloud A untuk aplikasi tertentu yang paling optimal berjalan di public cloud A dan menggunakan public cloud B untuk aplikasi lain yang lebih optimal berjalan di public cloud B. Kombinasi tersebut lebih optimal dibandingkan misalnya menjalankan seluruh aplikasi di public cloud A.
Layanan VMware Cross-Cloud sendiri, seperti yang dituliskan di sini, merujuk pada kumpulan layanan terintegrasi untuk membangun, menjalankan, dan mengamankan berbagai aplikasi di aneka cloud. Ketika diperkenalkan pada tahun 2021, VMware menyebutkan 75% konsumennya di dunia menggunakan dua atau lebih public cloud dan 40% menggunakan tiga atau lebih public cloud. Seperti telah disebutkan, penggunaan multi-cloud bisa mengakibatkan cloud chaos. Layanan VMware Cross-Cloud bukan hanya bisa membantu organisasi beralih ke multi-cloud melainkan juga meraih cloud smart.
Adopsi Multi-Cloud akan Terakselerasi
Ke depannya, VMware meyakini adopsi multi-cloud di Asia Tenggara dan Indonesia akan terakselerasi. Selesainya pandemi COVID-19 dan jadi lazimnya cara bekerja secara hibrida dinilai VMware akan mengakselerasi adopsi multi-cloud. Ketika pandemi COVID-19 berlangsung, VMware menyebutkan banyak organisasi di Asia Tenggara dan Indonesia yang menghadapi krisis sehingga berada dalam mode bertahan hidup. Sejumlah hal sehubungan transformasi digital memang terakselerasi untuk menghadapi krisis tersebut agar para organisasi bisa bertahan hidup, tetapi sejumlah hal lain sehubungan transformasi digital terpaksa diperlambat atau ditunda.
Kini setelah pandemi COVID-19 selesai, para organisasi di Asia Tenggara dan Indonesia memiliki kesempatan untuk merencanakan secara startegis bagaimana mereka membangun dan bertransformasi digital untuk lima tahun ke depan. Begitu pula dengan menjalankan aneka hal yang diperlamat maupun ditunda tadi. Alhasil diyakini akan mengakselerasi adopsi multi-cloud di Asia Tenggara dan Indonesia. Lagi pula dengan pengalaman bekerja dari rumah dan kemudian bekerja secara hibrida, organisasi-organisasi itu menjadi makin mengerti akan multi-cloud dan manfaatnya. Multi-cloud ini pun dinilai VMware merasuk menjadi budaya dari para organisasi bersangkutan.
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR