Tahun 2024, investasi teknologi diproyeksikan mengalami peningkatan dan para pelaku bisnis akan fokus pada dua area.
Hal tersebut disampaikan para pembicara di acara gathering tahunan eksekutif dari mitra bisnis PT Computrade Technology International (CTI Group), yang tergabung dalam komunitas Golden Circle Club (GCC).
PT Computrade Technology International (CTI Group), penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi menyelenggarakan gathering tahunan untuk para eksekutif dari mitra bisnisnya, yakni perusahaan system integrator dan independent software vendor yang tergabung dalam komunitas Golden Circle Club (GCC).
Dalam gathering ini, CTI Group membahas prospek perekonomian, potensi bisnis dan investasi pada tahun 2024 yang dikemas dalam tema “Assessing the Business Impact on the Indonesia’s 2024 Election," dengan para pembicara ahli Prof. Burhanuddin Muhtadi, Ph.D, Executive Director Indikator Politik Indonesia; Hendri Saparini, Ekonom Senior CORE Indonesia; dan Dino Bramanto, Advisor iCIO Community & Managing Director Kalbe E-Health.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2024
Dalam paparannya di acara GCC, ekonom senior, Hendri Saparini memprediksi ekonomi global tengah mengalami perlambatan meskipun masih tumbuh positif di tahun 2024.
Hal ini dipengaruhi oleh permasalahan domestik negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Di tahun 2024, AS diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 1,1 persen dan Tiongkok 4,5 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun ini karena AS memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 1,6 persen dan Tiongkok 5,2 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi di Indonesia sendiri di tahun 2024 diproyeksikan sebesar 5,1 persen. Tidak jauh berbeda dari tahun ini yang sebanyak 5 persen. Ini melihat ekonomi Indonesia sebagai ekonomi tradisional, di mana 56 persen itu didukung oleh sektor domestik dan 12 persen berupa konsumsi pemerintah lewat APBN dan APBD.
Oleh karena itu, menurut Hendri, kurang lebih 70 persen ekonomi Tanah Air digerakkan oleh ekonomi domestik sehingga tidak bergantung pada ketidakpastian ekonomi global.
“Dengan melihat berbagai indikator ekonomi itu, kami optimis tahun depan yang merupakan tahun politik, tidak akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekonomi kita tetap akan tumbuh 5 persen," ujarnya.
Yang turun, menurut Hendri, adalah pertumbuhan investasi, karena para investor akan mengambil sikap "wait and see."
"Jadi, sampai dengan Februari atau kalau dua putaran (Pemilihan Presiden) sampai dengan Juni, itu kita sudah tahu siapa yang akan menang, maka investasi akan dimulai lagi pada semester kedua. Nah, menurut saya kita masih tetap cukup optimis,” jelasnya.
Sementara Prof. Burhanuddin Muhtadi menilai, siapapun presiden terpilih di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak akan banyak mengubah kebijakan ekonomi, karena sisi kebijakan pelaku partai dan elit politik Indonesia cenderung mengambil keputusan ekonomi berdasarkan pertimbangan pragmatis.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Industri IT
Seiring berkembangnya era digital, industri TI juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Hendri memproyeksikan tahun 2024, industri TI mengalami perubahan orientasi investasi, yaitu profitabilitas di sektor jasa informasi menjadi hal yang paling penting saat ini.
Menurutnya, sebelumnya, terutama selama masa pandemi dari tahun 2020 hingga 2022, sektor ini mengalami peningkatan investasi. Namun, kini tidak hanya Indonesia yang mengalami perubahan, melainkan juga pasar global mengalami peningkatan rasionalitas dalam investasi teknologi.
Dino Bramanto dari iCIO Community menekankan pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam investasi.
Acara gathering yang berlangsung di Lucy in the Sky, Senayan Park, Jakarta ini juga mengungkapkan bahwa para pelaku bisnis akan fokus pada dua area utama, yaitu personalisasi layanan konsumen dan keamanan data.
Untuk mendukung personalisasi layanan konsumen, perusahaan perlu berinvestasi dalam manajemen data dan teknologi turunannya, seperti Artifical Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML).
Data yang terkumpul dari konsumen dapat digunakan untuk menganalisis perilaku dan kebutuhan mereka, sehingga perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih sesuai.
Sementara itu, keamanan data menjadi semakin penting di era digital. Perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi keamanan untuk melindungi data konsumen dari serangan siber
Akan tetapi, hal ini juga menimbulkan tantangan bagi pelaku bisnis terutama soal kemampuan sumber daya manusia di sektor IT.
“Potensi tenaga kerja Indonesia yang besar di bidang IT dan ICT, namun, masih terdapat gap antara skill dan knowledge yang dibutuhkan oleh industri dengan yang dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia. Tantangan terbesar adalah bagaimana mengisi gap tersebut, Tidak hanya skill, tapi bagaimana mempercepat adopsi dan implementasi teknologi baru yang lebih cepat karena bisnis memiliki time to market. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan di era digital," imbuh Dino saat sesi panel diskusi GCC 2023.
“CTI Group akan terus memperkuat komitmennya untuk berkolaborasi dan tumbuh bersama dengan mitra bisnis. Kami berharap dengan semakin kuatnya kolaborasi CTI Group dan mitra bisnis dapat bersama-sama mendorong meningkatnya daya saing dan kualitas hidup masyarakat Indonesia serta meningkatkan kinerja bisnis melalui penerapan teknologi digital,” tutup Rachmat Gunawan, CEO CTI Group.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR