Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak industri memanfaatkan teknologi artificiaI Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menumbuhkan ekonomi digital nasional.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba mengatakan Indonesia harus mengambil langkah strategis seperti investasi pengembangan infrastruktur digital, pengembangan literasi digital masyarakat, hilirisasi ekonomi digital yang memberdayakan, dan pemanfaatan emerging technologies seperti AI.
"Indonesia harus memanfaatkan emerging technologies seperti AI," katanya.
Dalam laporan dari perusahaan riset Kearney pada 2023, teknologi AI ikut berkontribusi sebesar 366 miliar dolar AS (Rp5.820 triliun) pada PDB Indonesia di 2030 apabila dapat secara optimal dimanfaatkan.
Meski begitu, Indonesia sadar teknologi AI memiliki potensi penyalahgunaan yang dapat berbahaya apabila tidak diatur dengan bijak. Potensi negatif itu dapat dilihat dalam laporan Universitas Stanford yang menyebutkan selama satu dekade di periode 2012-2022, telah terjadi peningkatan insiden sebesar 26 kali lipat atas penyalahgunaan AI contohnya seperti menciptakan disinformasi hingga memanipulasi opini publik.
Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika (Ditjen APTIKA) Kemenkominfo I Nyoman Adhiarna mengatakan pemerintah dan pelaku industri harus sama-sama berbagi pengalaman dan pandangan dalam menyikapi AI untuk menumbuhkan ekonomi digital nasional.
"Jadi secara umum dari diskusi hari ini banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pengaturan AI. Kami memang harus hati-hati, karena terlalu lambat mengatur itu tidak baik tapi terlalu cepat juga begitu. Karena potensi pemanfaatannya memang besar namun risikonya perlu diantisipasi," ujar Nyoman.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu, Inggris Siapkan Rp384 Miliar Dorong Guru Adopsi AI
Baca Juga: Wow! Zoom AI Companion Sukses Mencapai Satu Juta Ringkasan Rapat
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR