Pemerintah Inggris menyiapkan anggaran 300 juta poundsterling atau sekitar Rp6 triliun untuk menjalankan proyek AI Research Resource, meyusul saat ini negara-negara maju berlomba-lomba mengembangkan AI.
Proyek itu akan membangun dua buah super komputer untuk mengembangkan dan menjalankan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sekaligus menjadi bukti komitmen Inggris yang ingin merajai inovasi AI di dunia.
"Investasi ini akan memastikan SDM Inggris mempunyai alat untuk membuat model AI yang paling canggih. Super komputer AI akan menjadi sangat bertenaga," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak lewat postingan di X/Twitter.
Nantinya, dua super komputer itu akan ditempatkan di Cambridge dan Bristol. Dengan kehadiran komputer super ini, para peneliti akan mempunyai sumber daya yang 30 kali lebih kencang dibanding kemampuan komputer AI publik paling tinggi yang ada saat ini.
Super komputer itu akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2024 dan akan dipakai untuk menganalisa model AI canggih serta menguji fitur keamanan.
Inggris akan memakai teknologi AI itu juga untuk penelitian pencarian obat baru dan energi terbarukan.
Super komputer yang disimpan di Bristol bernama Isambard-AI dan akan menggunakan 5.000 chip AI dari Nvidia. Nantinya, super komputer Isambard-AI akan dibangun oleh Hewlett Packard Enterprise.
China Tantang AS
Pemerintah China akan meningkatkan daya saing komputasi secara signifikan sebagai bagian dari upaya mereka untuk memperkuat fokus pada inovasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Strategi China itu memanaskan persaingan antara China dan Amerika Serikat (AS) dalam berbagai sektor teknologi tinggi, termasuk semikonduktor, superkomputer, dan AI.
China menargetkan kemampuan daya komputasinya mencapai 300 EFLOPS pada 2025. EFLOPS adalah singkatan dari exaFLOPS yang merupakan adalah unit pengukuran yang digunakan dalam komputasi super tingkat tinggi, menggambarkan seberapa cepat komputer dapat melakukan perhitungan matematika dalam satu detik.
Satu EFLOPS setara dengan satu quintillion (10^18) operasi titik mengambang per detik. Hal itu adalah angka yang sangat besar dan menggambarkan sejauh mana komputer dapat melakukan perhitungan matematika dalam waktu satu detik.
Kinerja superkomputer yang diukur dalam EFLOPS digunakan dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan pemrosesan data sangat cepat, termasuk simulasi iklim, penelitian ilmiah, pengembangan obat, dan penelitian nuklir.
Menurut MIIT, Saat ini kemampuan komputasi China telah mencapai 197 EFLOPS pada tahun ini, naik dari 180 EFLOPS pada tahun 2022, menjadikannya peringkat kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Selain meningkatkan daya komputasi, China juga berencana membangun lebih banyak pusat data di seluruh negeri untuk memfasilitasi akses bisnis ke daya komputasi.
Demi mendukung pertumbuhan industri kecerdasan buatan yang pesat, Beijing juga akan memperkuat infrastruktur komputasi di wilayah barat Tiongkok.
Provinsi-provinsi yang luas tetapi jarang dihuni di Tiongkok, seperti Guizhou di barat daya, telah lama dianggap sebagai tempat yang cocok untuk mendirikan pusat data besar untuk mendukung layanan internet di seluruh negeri.
Selain itu, China akan meningkatkan kecepatan dan efisiensi jaringan komputasi, dengan tujuan memastikan bahwa latensi antara fasilitas komputasi kritis tidak melebihi 5 milidetik.
Super komputer dengan kinerja EFLOPS digunakan untuk berbagai aplikasi yang memerlukan pemrosesan data yang sangat cepat, seperti simulasi iklim, penelitian ilmiah kompleks, pengembangan obat, penelitian nuklir, dan banyak lagi.
Semakin tinggi kinerja superkomputer (dinyatakan dalam EFLOPS), semakin cepat mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Baca Juga: Kalahkan Photoshop, Adobe Bakal Hadirkan Pengeditan Foto Berbasis AI
Baca Juga: Profesional dengan Keterampilan ChatGPT Banyak Dicari di Indonesia
Baca Juga: Supermicro Mulai Pengiriman Server Berbasis Superchip AI NVIDIA GH200
Baca Juga: Inilah Lima Manfaat Teknologi Generative AI untuk Industri Game
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR