Aplikasi pengeditan foto Picsart meluncurkan layanan terbarunya Picsart Ignite yang berbasis artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Alat AI Picsart Ignite akan membuat proses pengeditan gambar lebih praktis bagi pengguna. Sebelumnya perusahaan juga telah memperkenalkan AI lainnya yakni, AI Writer, AI replace, dan AI Image Generator.
"Alat AI ini akan mempermudah pengguna menciptakan konten visual yang menarik," kata CEO Picsart, Hovhannes Avoyan seperti dikutip Tech Crunch.
Avoyan mengungkapkan Picsart Ignite, dirancang untuk merangsang kreativitas pengguna dan membantu mereka mengubah ide menjadi konten visual yang menakjubkan, baik untuk keperluan bisnis, meme, atau lainnya.
"Picsart Ignite memiliki lebih dari 20 fitur, memungkinkan pengguna membuat iklan, konten media sosial, logo, dan latar belakang yang menarik," ujarnya.
Melalui Picsart Ignite, pengguna dapat dengan mudah menambahkan detail tambahan pada gambar mereka menggunakan perintah AI. Selain itu, fitur ini memungkinkan pengguna untuk menghapus objek yang tidak diinginkan dalam video hanya dengan menggunakan perintah AI.
Ada juga fitur 'AI Style Transfer' yang memungkinkan pengguna menerapkan gaya artistik di seluruh karya visual dan 'AI Avatar' untuk membuat avatar realistis yang sedang tren di media sosial. Langkah Picsart meluncurkan serangkaian alat AI ini merupakan respons terhadap integrasi kecerdasan buatan ke dalam layanan pengeditan foto mereka.
Google AI
Google meluncurkan fitur Google Marketing Live versi beta berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan generatif pada 7 November. Fitur itu akan meningkatkan kemampuan iklan, membantu pemasar memperluas audiens dan menciptakan aset iklan yang lebih berkualitas. Pemasar dan agen iklan dapat menggunakan Google Marketing Live untuk membuat aset teks dan gambar dalam waktu singkat dan hanya dalam beberapa klik.
Group Product Manager Pallavi Naresh mengatakan Google ingin membantu pemasar menghasilkan konsep yang lebih kreatif dan variatif, walaupun aset dan kampanye didorong oleh AI generatif, pemasar tetap memiliki kendali utama.
"Pemasar dapat memilih aset yang diinginkan dari hasil pembuatan AI generatif Google, dan setelah dipilih, Google menjamin bahwa gambar atau teks tersebut tidak akan digunakan lagi," katanya.
Google menekankan teknologi AI tidak akan menghasilkan gambar yang sama, menjadikan aset lebih eksklusif, sehingga aset yang dimiliki oleh satu pemasar tidak akan digunakan oleh pemasar lainnya. Naresh mengatakan Google melihat aset menjadi unsur keberhasilan utama dalam pencapaian Performa Maksimal. Fitur AI itu dapat membantu pembuatan aset untuk kampanye merek atau perusahaan.
"Sekarang, pemasar bisa memanfaatkan Performa Maksimal di Google dengan lebih mudah. Pasalnya, pemasar bisa membuat aset berupa teks dan gambar dalam waktu yang begitu singkat dan hanya dalam beberapa klik," ujarnya.
Naresh mengatakan Google ingin membantu para pemasar dalam menghasilkan konsep yang lebih kreatif dan variatif. Meski seluruh aset dan kampanye ini didorong oleh AI generatif, pemasar tetap memegang kendali utama.
"Pemasar bisa menentukan aset yang diinginkan dari hasil pembuatan AI generatif Google. Ketika gambar atau teks sudah dipilih untuk digunakan, Google menekankan bahwa mereka tidak akan mengeluarkan gambar itu lagi," ujarnya.
Baca Juga: AS Kaget Kemampuan Satelit Militer China Sudah Pakai Teknologi AI
Baca Juga: Tingginya Permintaan, OpenAI Tunda Sementara Peluncuran GPT Builder
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR