Penggemar sejarah pasti akan antusias mengunjungi Kota Sawahlunto di Sumatra Barat. Dengan latar belakang sebagai kota batubara, Kota Sawahlunto memiliki situs bersejarah, cagar budaya, dan museum yang akan memberikan cerita komprehensif tentang kota ini.
Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati suasana sejuk serta pemandangan cantik di destinasi wisata alamnya, Puncak Cemara dan Batu Runciang.
Kota Sawahlunto sendiri saat ini sedang mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2023. Melalui gerakan ini, jajaran aparat Pemerintah Kota Sawahlunto mendapat bimbingan dari akademisi dan praktisi dalam mengembangkan kotanya menggunakan pendekatan smart city.
Salah satu yang menjadi fokus adalah menggunakan smart branding untuk memperkenalkan keindahan alam dan sejarah Kota Sawahlunto ke masyarakat luas. Dengan begitu, industri pariwisata dapat berkembang dan menimbulkan dampak positif ke warga.
Berikut adalah beberapa tempat wisata populer di Kota Sawahlunto yang potensial untuk dikembangkan.
1. Situs Galian Batu Bara Mbah Soero
Ada banyak hal yang kita bisa pelajari dari sejarah, dan situs Galian Batu Bara Mbah Soero menjadi pengingat akan sejarah kelam masa lalu. Situs ini adalah lubang bekas tambang batu bara yang menyimpan sejarah tentang para pekerja tambang.
Nama situs ini diambil dari sosok Mbah Soero yang dulu merupakan mandor “orang rantai” di lubang galian tersebut. Mbah Soero diyakini memiliki kesaktian dan disegani masyarakat pada masa itu. Orang rantai sendiri merupakan sebutan bagi para tahanan Belanda dari berbagai daerah, yang dibawa ke Sawahlunto dengan kaki, tangan, dan leher diikat rantai untuk melakukan kerja paksa.
Saat berkunjung ke lorong yang dibangun pada tahun 1898 ini, pengunjung diharuskan memakai helm dan sepatu bot sebelum menuruni lorong dengan langit-langit rendah dan meneteskan air. Jalur yang saat ini dibuka sebenarnya hanya sebagian dari total aslinya sepanjang 185 meter. Lubang ini ditutup pada 1932 karena rembesan air yang masuk ke dalam galian.
2. Museum Goedang Ransoem
Sejarah pertambangan di Kota Sawahlunto juga bisa dirasakan kembali di Museum Goedang Ransoem. Di museum ini, Pemerintah Kota Sawahlunto mengumpulkan sisa-sisa artefak yang berhubungan dengan fungsi awal gudang ini sebagai dapur umum, antara lain periuk-periuk besar, pemanas air, tungku pembakaran batu bara, serta artefak sejarah lain yang terkait.
Di masa penjajahan Belanda dulu, dapur yang dibangun pada tahun 1918 ini biasa memasak 3900 kg beras setiap harinya untuk pekerja tambang, pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang.
3. Museum Kereta Api
Beranjak dari Museum Goedang Ransoem, Anda wajib mampir ke Museum Kereta Api. Dibangun pada tahun 1912 oleh Pemerintah Kolonial Belanda, museum ini dulu berfungsi sebagai stasiun untuk mendistribusikan hasil tambang batu bara ke Pelabuhan Emmahaven (Teluk Bayur). Di museum ini, Anda tak hanya akan disuguhi replika kereta api dari masa ke masa, tetapi juga bisa naik ke salah satu kereta apinya yang dijalankan dengan uap pembakaran batu bara. Anda juga diajak mengenal lebih jauh sejarah kota ini yang tak bisa lepas dari batu bara.
4. Gereja Katolik Santa Barbara
Berada di pusat kota, Gereja Katolik Santa Barbara menunjukkan kehidupan antar umat beragama yang sudah eksis di Sawahlunto sejak zaman kolonialisme. Dibangun pada tahun 1919 dan selesai pada tahun 1920, gereja ini dikhususkan bagi penganut agama katolik, baik bangsa Belanda maupun penduduk pendatang. Pada masa pendudukan Jepang, gereja ini sempat dijadikan sebagai asrama tentara. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, gereja ini kembali digunakan sebagai tempat ibadah hingga saat ini. Tetap mempertahankan struktur asli gedungnya, bangunan cagar budaya ini juga terbuka untuk kunjungan wisatawan yang ingin melihat lebih dekat bangunan peninggalan Belanda yang satu ini.
5. Makam Pahlawan Nasional Muhammad Yamin
Berlokasi di Kecamatan Talawi, makam pahlawan nasional Muhammad Yamin juga menarik untuk dikunjungi. Bangunan makam ini terletak di tepi jalan dengan patung sang tokoh sejarah di halamannya. Area ini teduh dengan pepohonan rindang yang mengelilinginya. Makam Muhammad Yamin yang bersandingan dengan pusara ayahandanya juga didesain dengan arsitektur Minangkabau.
Dari sini, pengunjung juga bisa mengenal lebih jauh sosok pahlawan nasional ini lewat buku-buku yang berkaitan dengan di Perpustakaan Umum Muhammad Yamin yang lokasinya bersebelahan dengan kompleks makam sang pahlawan.
6. Geopark Batu Runciang
Selain dikenal dengan wisata sejarah, Sawahlunto juga memiliki obyek wisata alam yang indah dan instagramable. Contohnya adalah Geopark Batu Runciang yang berada di Kecamatan Silungkang.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR