Perusahaan raksasa e-commerce dan cloud computing asal China, Alibaba, dilaporkan telah menutup laboratorium quantum computing (komputasi kuantum) dan memberhentikan sejumlah peneliti sebagai upaya memangkas biaya.
Langkah penutupan laboratorium ini dilakukan hanya beberapa minggu setelah Alibaba membatalkan rencana spin-off untuk bisnis cloud computing-nya (Alibaba Cloud).
Konon, Alibaba ingin fokus pada teknologi AI (artificial intelligence), khususnya AI di bidang pertanian dan kesehatan.
Kabar penutupan laboratorium ini sendiri tentunya menjadi tanda bahwa Alibaba kini sudah tidak lagi fokus mengembangkan teknologi quantum computing.
Dikutip dari The Register, kabarnya divisi penelitian DAMO Academy milik Alibaba telah menyumbangkan laboratorium dan semua peralatan terkait quantum computing ke Universitas Zhejiang di Hangzhou, China.
Penutupan laboratorium itu mengakibatkan 30 peneliti terkena PHK (pemutusan hubungan kerja), dan situs web resmi DAMO Academy juga telah menghapus referensi ke laboratorium quantum computing itu.
Diketahui, para peneliti yang terdampak hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan tim peneliti di Alibaba.
Menurut Reuters, Universitas Zhejiang berencana merekrut para peneliti tersebut untuk bekerja pada program penelitian quantum computing yang akan dijalankan universitas.
Laporan lainnya juga mengungkapkan bahwa rencana ke depan DAMO Academy bakal memfokuskan penelitian teknologi di bidang AI.
Belum ada tanggapan resmi dari pihak Alibaba maupun DAMO Academy terhadap kabar penutupan laoratoriumnya.
Di sisi lain, beberapa pengamat teknologi mempertanyakan apakah keputusan terbaru Alibaba tersebut berdasarkan kondisi keuangan, atau apakah ini merupakan tanda bahwa perusahaan tidak melihat penelitian quantum computing sebagai sesuatu yang layak dipertahankan.
Baca Juga: Nih! 10 Inovasi AI yang Dipamerkan Alibaba di Ajang Apsara Conference
Baca Juga: Red Hat Beberkan Cara Membangun Organisasi yang Quantum-Ready
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR