Pengembangan Large Language Model (LLM) berbahasa Indonesia dianggap sebagai solusi untuk mengurangi bias dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam kecerdasan buatan (AI). Kementerian Kominfo menyambut kerja sama GDP dengan mitra dari Singapura untuk menciptakan model bahasa besar dengan fokus pada bahasa ASEAN, khususnya bahasa Indonesia.
"Pengembangan LLM Berbahasa Indonesia itu akan mengurangi bias yang mungkin dihasilkan oleh generatif AI dalam operasional bahasa Indonesia. Inovasi ini akan berkembang dari model teks menjadi multi-konten, mencakup gambar, suara, dan bahasa daerah," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria.
Proyek kolaboratif melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), KORIKA, serta GDP Venture dan Al Singapore, dengan tujuan mengembangkan LLM Bahasa Indonesia yang terbuka. Leslie Teo dari Al Singapore melihat potensi besar dari SEA-LION LLM untuk memberikan manfaat signifikan bagi Indonesia, sementara CTO GDP Venture, On Lee, menegaskan visi mereka dalam menciptakan LLM khusus Bahasa Indonesia. Proses penyesuaian platform SEA-LION dilakukan untuk menciptakan platform LLM Bahasa Indonesia yang terbuka secara komprehensif.
"Inisiatif ini diharapkan memberikan manfaat seperti pengurangan biaya operasional, peningkatan pendapatan, kolaborasi efektif antara manusia dan AI, serta kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
KORIKA berharap kolaborasi ini dapat membentuk fondasi yang kuat untuk menciptakan model bahasa inovatif dalam bahasa Indonesia, menjawab tantangan Indonesia dalam pengembangan kecerdasan buatan.
"Gebrakan ini akan lebih mengurangi bias yang bisa dihasilkan oleh generatif AI, terutama dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam operasinya. Inisiatif ini adalah langkah inovatif untuk menciptakan model fondasi yang lebih otentik, dekat dengan kultur Indonesia, dan dapat mengurangi sentimen serta bias yang mungkin dihasilkan oleh generatif AI," katanya.
Nezar mengharapkan inovasi ini dapat berkembang dari model satu jenis konten seperti teks menjadi model multi-konten dan mencakup penggunaan bahasa daerah.
"Saya kira ini adalah satu inovasi yang harus kita dukung karena nantinya bisa berkembang lebih jauh, bisa ke bahasa-bahasa daerah juga yang ada di Indonesia dan kita tahu Indonesia mempunyai ratusan bahasa daerah," ujar dia.
Baca Juga: NVIDIA Bakal Luncurkan Chip AI Grace Hopper dalam Single Chip
Baca Juga: Jadikan Pusat Data Center, Singapura Jadi Pemborong Chip AI Terbanyak
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR