Dalam waktu lima tahun ke depan, secara global, sebanyak 91% pengambil keputusan di sektor pergudangan (warehousing) akan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan visibilitas, produktivitas, dan efisiensi, menurut studi terbaru dari Zebra Technologies Corporation (Zebra). Beberapa teknologi yang akan digunakan adalah RFID, robotika, dan machine learning.
Perubahan permintaan konsumen e-commerce tak pelak menjadi salah satu alasan bagi sektor pergudangan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi ini. Bahkan secara global, 73% pengambil keputusan di bagian pergudangan telah atau akan mempercepat jadwal proyek modernisasinya. Begitu pula dengan pengambil keputusan di Asia Pasifik (APAC) dengan persentase sekitar 69%.
Studi berjudul Global Warehousing Study 2023 itu mengungkapkan bahwa pengelolaan pengembalian barang (return) menjadi tantangan operasional utama yang dihadapi oleh hampir setengah dari pengambil keputusan di sektor pergudangan yang disurvei (47% secara global, 40% di Asia Pasifik).
Eric Ananda, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies mengatakan bahwa peningkatan pengembalian barang yang signifikan ini sejalan dengan pertumbuhan e-fulfillment selama beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, menurutnya, adalah menjadi sebuah keharusan untuk melakukan perubahan di setiap bagian dari rantai pasokan.
“Hal ini berarti para pemimpin di bagian pergudangan harus memodernisasi operasional mereka dengan menggunakan solusi teknologi untuk menangani pengembalian barang dan meningkatkan kelincahan, visibilitas persediaan barang, serta perkiraan permintaan untuk meningkatkan efisiensi dan membuat keputusan yang lebih baik secara real-time,” ujar Eric Ananda memberikan saran.
RFID untuk Tingkatkan Visibilitas, Hindari Kehabisan Stok
Selanjutnya, studi Zebra menyebutkan, 58% pengambil keputusan di bagian atau divisi pergudangan berencana untuk menggunakan teknologi radio frequency identification (RFID) pada tahun 2028. Tujuannya adalah meningkatkan visibilitas baran persediaan (inventory) dan menghindari kehabisan stok.
Pasalnya, menurut hampir 80% staf dan pengambil keputusan bagian pergudangan, persediaan barang yang tidak akurat dan kehabisan stok terus menjadi tantangan yang signifikan terhadap produktivitas.
Untuk mengatasi tantangan itu, mereka akan memanfaatkan RFID reader jenis fixed, passive, atau handheld, dan solusi fixed industrial scanning yang dapat melakukan tracking terhadap aset, pekerja, dan barang dengan lebih baik di seluruh lingkungan gudang.
Dari Zebra, beberapa contoh dari solusi-solusi tersebut, antara lain adalah komputer mobile TC53/TC58, tablet enterprise ET60/ET65, printer mobile ZQ600 Plus, printer desktop ZD421/ZD411, Zebra VisibilityIQ Foresight, komputer wearable android WS50 RFID, dan printer industri ZT231 RFID.
Otomatisasi untuk Optimalkan Operasional & Berdayakan Staf
Upaya peningkatan visibilitas ini juga ditempuh para pelaku industri warehousing dengan mengoptimalkan operasional, yang dilakukan dengan otomatisasi.
Studi Zebra menemukan bahwa tujuh dari 10 pengambil keputusan di bagian pergudangan (69% secara global, 70% di Asia Pasifik) telah memiliki atau berencana mengotomatiskan alur kerja pada tahun 2024 untuk mendukung staf pergudangan dan mengalihkan mereka untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan bernilai tinggi yang fokusnya melayani kebutuhan pelanggan
Hampir setengah dari pengambil keputusan di bagian pergudangan percaya bahwa otomatisasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja dengan mengurangi pengambilan barang secara manual, kesalahan pesanan, dan waktu siklus.
Sementara itu, sekitar delapan dari 10 staf pergudangan di seluruh dunia (81%) dan di Asia Pasifik (78%) setuju bahwa penggunaan lebih banyak teknologi dan otomatisasi membantu mereka memenuhi atau melampaui target produktivitas.
Tak hanya peningkatan produktivitas, hal itu juga akan memberdayakan mentalitas staf terhadap pekerjaan mereka. Zebra menemukan bahwa delapan dari sepuluh staf pergudangan (83% secara global, 82% di Asia Pasifik) yang disurvei merasa lebih dihargai ketika perusahaan mereka menyediakan tools teknologi dan otomatisasi untuk membantu mereka melakukan pekerjaannya.
Sementara itu, lebih dari delapan dari sepuluh pengambil keputusan di sektor pergudangan di seluruh dunia (88%) dan APAC (84%) mengatakan bahwa penambahan teknologi pergudangan, termasuk perangkat dan robotika, dapat menarik dan mempertahankan para staf. Hal ini menjadi sangat penting saat terjadi kekurangan tenaga kerja.
Teknologi lain yang akan digunakan pada tahun 2028 oleh para pengambil keputusan yang disurvei adalah solusi software Machine Learning (52% secara global, 57% di Asia Pasifik) dan analisis prediktif (59% secara global, 63% di Asia Pasifik).
Memprioritaskan Keberlanjutan dalam Pengambilan Keputusan
Membangun operasional yang berkelanjutan juga menjadi tantangan tersendiri di sektor pergudangan karena berbagai faktor, seperti peraturan, biaya atau kekurangan energi, serta ekspektasi pelanggan, pekerja, dan investor.
Sebagai contoh, menurut studi Zebra, 77% pengambil keputusan di bagian pergudangan global memfokuskan pada pengurangan emisi dan limbah, sementara 84% pengambil keputusan di bagian pergudangan mengakui pentingnya solusi teknologi pergudangan yang dapat memaksimalkan masa pakai baterai. Sentimen ini juga bergema di Asia Pasifik, dengan 74% dan 78% pengambil keputusan di Asia Pasifik menyuarakan hal ini.
Elemen berkelanjutan lainnya yang diprioritaskan oleh para pengambil keputusan saat ini adalah memastikan waktu penggantian perangkat mobile yang akurat, menghubungkan ke software pemantauan energi untuk memaksimalkan efisiensi, menawarkan program pembelian kembali (buy-back) dan perbaikan bersertifikat/ekonomi sirkular, serta penggunaan bahan yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
Di luar operasionalnya sendiri, 81% pengambil keputusan di sektor pergudangan global (79% di Asia Pasifik) juga mengatakan bahwa penting bagi vendor teknologi untuk memiliki langkah-langkah keberlanjutan dalam menjalankan bisnis mereka.
Warehousing Vision Study Zebra dilakukan pada bulan Maret dan April 2023 oleh perusahaan riset pihak ketiga, Azure Knowledge Corporation. Studi ini mencakup feedback dari lebih dari 1.400 pengambil keputusan dan staf yang mengelola dan memelihara operasional pergudangan atau pusat distribusi di bidang manufaktur, ritel, transportasi, logistik, dan distribusi grosir di seluruh Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, dan Asia Pasifik.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR