Saat ini perusahaan induk TikTok ByteDance sedang mengembangkan platform chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang bersifat open source untuk meramaikan persaingan AI generatif merespons keberhasilan ChatGPT.
Rencananya, ByteDance akan meluncurkan chatbot AI-nya dalam format beta pada akhir bulan ini, sejalan dengan visi strategis eksplorasi produk AI generatif baru. ByteDance, sebagai unicorn China, telah lama memanfaatkan teknologi AI di TikTok. Saat ini ByteDance sedang mengembangkan generator teks-ke-gambar mirip Midjourney.
ByteDance tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai kabar tersebut. Langkah itu mencerminkan tren di industri, di mana perusahaan lain, termasuk OpenAI dan Baidu, juga memperkuat posisi mereka dalam pasar AI generatif. Persaingan pengembangan AI antara AS-China semakin ketat, menyusul AS mengeluarkan kebijakan pembatasan akses teknologi. Sedangkan, China optimistis bisa mengembangkan teknologi AI secara mandiri seperti dilansir South China Morning Post.
ByteDance bergabung dengan Baidu dan Alibaba dalam upaya ambisius menguasai layanan AI generatif di tengah persaingan global yang semakin ketat. Beberapa raksasa teknologi lainnya telah melakukan hal yang sama, termasuk OpenAI, startup yang didukung Microsoft di balik ChatGPT. Bulan lalu, OpenAI mulai mengizinkan semua pengguna membuat versi khusus ChatGPT untuk tugas tertentu, tanpa memerlukan pengalaman coding.
Pendapatan Meroket
Pendapatan ByteDance mencapai prestasi yang luar biasa dengan mencatatkan USD29 miliar pada kuartal kedua 2023, mengalahkan Tencent dan Alibaba. Pertumbuhan ByteDance meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya dan telah membawa ByteDance bersaing ketat dengan Tencent dan Alibaba di perusahaan teknologi China terbesar.
Kinerja ByteDance itu melampaui pertumbuhan Tencent sebesar 11 persen dan Alibaba sebesar 14 persen. Bahkan kinerja. ByteDance mendekati Meta Platforms, dengan laporan laba semester pertama mencapai USD54 miliar dibandingkan dengan Meta yang mencatat USD60,6 miliar.
Faktor utama di balik keberhasilan ByteDance adalah pertumbuhan yang pesat dalam segmen bisnis strategisnya. Penjualan periklanan, terutama di pasar China, menjadi penyumbang signifikan terhadap peningkatan pendapatan. Langkah agresif ByteDance di bidang e-commerce melalui Douyin juga memberikan hasil positif, dengan pertumbuhan volume barang dagangan kotor (GMV) mencapai 80 persen pada tahun lalu.
Sementara itu, Tencent dan Alibaba melaporkan pertumbuhan yang lebih rendah, dengan Tencent menunjukkan peningkatan penjualan sebesar 11 persen, terutama didorong oleh pertumbuhan segmen periklanan sebesar 34 persen.
Alibaba, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 14 persen, terus mengandalkan bisnis e-commerce sebagai kontributor utama penjualannya seperti dikutip Gizmochina.
Upaya diversifikasi pendapatan oleh ByteDance, termasuk di bidang pengiriman makanan dan reservasi hotel, mencerminkan strategi adaptasi proaktif terhadap hambatan ekonomi dan regulasi. Douyin, dengan 600 juta pengguna aktif harian, menjadi pesaing kuat Alibaba dalam ranah e-commerce.
Meskipun menghadapi tantangan geopolitik seperti larangan TikTok di beberapa negara, ByteDance berhasil menghasilkan sekitar USD5,8 miliar dari pasar internasional, menyumbang 12 persen dari penjualan kuartal kedua 2023, terutama melalui TikTok.
Baca Juga: Lolos TKDN, Xiaomi Bakal Luncurkan Redmi Note 13 dan 13 Pro Versi 4G
Baca Juga: Drama Pemecatan Sam Altman Bikin OpenAI Tunda Peluncuran GPT Store
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR