Setelah peluncurannya sempat diundur, Google akhirnya mengumumkan perilisan Gemini AI pada Rabu (6/12/2023).
Gemini AI muncul di saat inovasi berbasis teknologi AI/Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) marak diluncurkan oleh perusahaan teknologi, dan juga digadang-gadang sebagai upaya Google untuk menantang kepopuleran ChatGPT besutan OpenAI.
Sebelum meluncurkan Gemini AI, Google juga diketahui sudah meluncurkan inovasi berbasis AI yang bernama Google Bard.
Gemini AI adalah model AI terbaru dan tercanggih dari Google yang tidak hanya dapat memahami teks, tetapi juga gambar, video, dan audio.
Sebagai model multimodal, Gemini AI dideskripsikan mampu menyelesaikan tugas-tugas kompleks seperti dalam bidang matematika, fisika, dan bidang lainnya, serta memahami dan menghasilkan kode berkualitas tinggi untuk coding dalam berbagai bahasa pemrograman.
Gemini AI sendiri pertama kali diumumkan pada 10 Mei lalu saat konferensi para developer (pengembang) Google I/O oleh CEO Google Sundar Pichai.
Proyek pengembangan teknologi ini sendiri dipimpin oleh tim Google Brain dan DeepMind.
Gemini AI dibangun berdasarkan PaLM 2. PaLM 2 alias Pathways Language Model 2 adalah teknologi inti yang digunakan Google untuk mendorong kemampuan AI di seluruh rangkaian produk atau layanannya.
Ini termasuk produk atau layanan Google Cloud, Gmail, Google Workspace, perangkat seperti smartphone Pixel atau termostat Nest, dan tentu saja, chatbot AI Google Bard.
“Gemini adalah hasil upaya kolaboratif skala besar oleh tim di seluruh Google, termasuk kolega kami di Google Research,” kata Dennis Hassabis, CEO dan Pendiri Google DeepMind.
“Ini (Gemini AI) dibangun dari awal menjadi multimodal, yang berarti dapat menggeneralisasi dan memahami, beroperasi, dan menggabungkan berbagai jenis informasi termasuk teks, kode, audio, gambar, dan video,” ujarnya lagi.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR