Google memperkaya halaman dukungannya dengan menghadirkan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan setelah melakukan upaya besar dalam pengembangan generative AI selama setahun terakhir.
Chatbot AI yang sudah mulai diterapkan pada produk dan layanan seperti Google Maps, Google Play, Messages, dan Account, bertujuan untuk membantu pengguna mendapatkan informasi dan bantuan dengan cepat.
Menurut laporan 9to5Google, chatbot AI itu ditemukan di halaman dukungan, seperti untuk Google Play, di pojok bawah layar dengan label "AI support assistant." Pengguna dapat mengkliknya untuk membuka jendela chatbot, di mana mereka dapat mengetikkan permasalahan mereka dan menerima jawaban dari chatbot AI.
Meskipun chatbot AI itu masih dalam tahap "belajar" sehingga responsnya mungkin kurang akurat, Google memastikan setiap jawaban disertai dengan tautan ke sumber dokumen dukungan untuk informasi lebih lanjut. Meskipun saat ini baru tersedia secara luas untuk Google Play, pengguna dapat mengajukan pertanyaan melalui prompt rekomendasi di halaman dukungan untuk produk lain.
Meskipun demikian, ada catatan bahwa fitur ini tampaknya baru mendukung Bahasa Inggris dan belum tersedia secara luas untuk semua pengguna. Kemungkinan, Google akan memperluas dukungan ini ke produk-produk lainnya dan bahasa-bahasa tambahan di masa mendatang.
NotebookLM
Google baru saja meluncurkan NotebookLM, sebuah alat berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dikembangkan dengan menggunakan model bahasa Gemini Pro.
Hal ini merupakan bagian dari serangkaian model bahasa mesin pembelajaran Google, termasuk Gemini Nano, Gemini Pro, dan Gemini Ultra. NotebookLM dianggap sebagai notebook berbasis AI pertama yang memungkinkan pengguna membuat catatan, mengambil kutipan, membuat rangkuman, kerangka dokumen, dan panduan belajar berdasarkan respons percakapan dengan pengguna.
Fitur menarik dari NotebookLM termasuk Noteboard, yang memungkinkan pengguna menyimpan respons dari alat AI tersebut dan mencari informasi lebih lanjut dari catatan-catatan penting. Dikembangkan secara intuitif, alat ini memungkinkan pengguna membuka catatan dengan nyaman seperti membuka buku catatan.
Google tidak hanya mengandalkan model bahasa Gemini Pro, tetapi juga mengintegrasikan model bahasa lain seperti PaLM 2 untuk meningkatkan akurasi informasi jawaban yang diberikan. Keberadaan alat AI ini tampaknya dapat mengurangi kebutuhan orang-orang untuk hadir di perpustakaan, karena menyediakan jawaban yang lebih kaya referensi dengan jutaan data dalam model bahasa yang digunakan.
3 Varian Model AI
Google resmi meluncurkan model bahasa besar atau Large Language Model (LLM) terbarunya Gemini dengan tiga varian yaitu Gemini Ultra, Gemini Pro, dan Gemini Nano. Sebelumnya, Google memperkenalkan Gemini pertama kali dalam ajang Google I/O 2023 pada Mei lalu. Google menyiapkan Model AI Gemini untuk menggoyahkan dominasi ChatGPT dari OpenAI di pasar chatbot AI. Bahkan, Google mengklaim Gemini jauh lebih pintar dibanding ChatGPT.
Google menyiapkan Gemini Ultra untuk bersaing langsung dengan GPT-4, Gemini Pro dengan GPT-3.5, dan Gemini Nano dirilis untuk ponsel Android Pixel 8 Pro. Gemini Pro sudah terintegrasi dengan chatbot Bard berbasis kecerdasan buatan Google, terbatas untuk pengguna berbahasa Inggris di 170 negara. Gemini Nano, melalui pembaruan OTA, mendukung fitur Summarize dan Smart Reply di Pixel 8 Pro.
"Gemini mampu meningkatkan kualitas chatbot Bard secara keseluruhan, khususnya dalam pemahaman maksud pengguna dan respons yang lebih baik," kata CEO Google, Sundar Pichai.
Wakil Presiden Google Assistant dan Bard, Sissie Hsiao, mengatakan Gemini akan diperluas ke lebih banyak bahasa dan negara. Model tercanggih, Gemini Ultra, akan hadir dalam versi berbayar Bard Advanced tahun depan.
"Google akan mengintegrasikan Gemini ke berbagai layanan, termasuk Chrome, Penelusuran, dan Iklan," ujarnya.
Gemini juga diuji oleh CEO Google, Sundar Pichai, yang memberikan testimoni bahwa Bard dengan Gemini membawa peningkatan signifikan dalam penalaran, perencanaan, dan pemahaman. Google mengklaim bahwa Gemini memiliki kinerja multimodal, mampu memahami teks, gambar, video, audio, dan lainnya. Dalam uji MMLU, Gemini Ultra unggul dalam berbagai mata pelajaran dibandingkan GPT-4, menunjukkan skor di atas 90 persen. Sedangkan, GPT-4 dengan skor 86,4 persen.
Gemini Ultra juga melampaui GPT-4 dalam aspek penalaran multifase, pemahaman membaca, kemampuan matematika, dan kemampuan coding. Google membagikan video yang menunjukkan Bard dengan Gemini membantu mengerjakan tugas fisika, menanggapi foto tugas dengan jawaban lengkap dan langkah demi langkah. Kerjasama dengan YouTuber Mark Rober juga memperlihatkan kemampuan Gemini Pro dalam membuat pesawat kertas secara detail.
Yakin Kalahkan ChatGPT
Google mulai mengerjakan proyek ambisius artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Gemini AI untuk menantang chatbot AI GPT-4 dan Microsoft Bing Chat. Google menaruh ekspektasi tinggi ke Gemini AI bakal mengalahkan GPT-4 mengingat Gemini AI berbasis AlphaGo dan model bahasa yang besar. Tentunya, pengembangan Gemini AI memerlukan waktu beberapa bulan dan menghabiskan biaya puluhan atau ratusan juta dolar. Nantinya, Gemini AI akan menggunakan algoritma pembelajaran mesin canggih untuk memahami bahasa alami dan merespons pertanyaan pengguna.
Data pelatihan yang luas memberi Gemini keunggulan karena Google memiliki akses ke banyak informasi untuk melatih modelnya. Selain menghasilkan teks seperti GPT-4, Gemini juga bisa membuat gambar berdasarkan deskripsi teks dan melakukan berbagai tugas lainnya seperti analisis data dan pengontrolan perangkat lunak.
Sistem AI Google juga memiliki kemampuan baru, seperti perencanaan atau pemecahan masalah, yang lebih mampu daripada GPT-4 OpenAI. Gemini AI diharapkan memberi daya pada berbagai layanan. Ini termasuk chatbot dan aplikasi perusahaan dan itu bisa menjadi saingan yang layak di pasar.
Google akan mengintegrasikan Gemini AI ke chatbot Google Bard dan Google Cloud untuk mampu bersaing dengan produk pesaing seperti Microsoft Azure. Gemini sendiri adalah keluarga baru model bahasa besar (LLM) yang dikembangkan Google untuk bersaing dengan chatbot AI lainnya seperti Microsoft Bing Chat dan ChatGPT OpenAI.
“Pada level tinggi, Anda dapat menganggap Gemini sebagai kombinasi dari beberapa keunggulan sistem tipe AlphaGo dengan kemampuan bahasa yang luar biasa dari model besar," kata Demis Hassabis, co-founder DeepMind dan CEO Google DeepMind, dikutip dari Gizchina.
Gemini akan didukung oleh algoritme pembelajaran mesin canggih yang memungkinkannya memahami bahasa alami dan menanggapi pertanyaan pengguna dengan percakapan. Data pelatihan Google yang luas dapat memberi Gemini keunggulan dalam perlombaan senjata AI. Ini karena perusahaan memiliki akses ke banyak informasi yang dapat digunakan untuk melatih modelnya.
Menurut IT Home, Gemini AI Google menggabungkan pembuatan teks mirip GPT-4 tetapi menambahkan lebih banyak. Laporan tersebut mengklaim bahwa sistem juga mendukung "pembuatan gambar berdasarkan deskripsi teks".
Dengan demikian, alat AI ini mampu mewujudkan dialog obrolan, menganalisis data bagan, membuat gambar, dan bahkan mengontrol perangkat lunak dengan perintah bahasa alami.
Baca Juga: Peneliti Kembangkan Model AI Generatif untuk Ramal Kematian Manusia
Baca Juga: Usai SE Etika AI Terbit, Kominfo Siapkan Regulasi Khusus Atur AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR