Memasuki tahun baru 2024, berbagai perusahaan memberikan prediksi tren. Cisco memperkirakan ada lima tren utama untuk bisnis dan teknologi, mulai dari artificial intelligence (AI) sampai kebutuhan talenta yang mumpuni.
Ketersediaan tool generative AI bagi publik sejak tahun lalu telah menciptakan perhatian lebih besar terhadap peluang-peluang baru AI yang diperkirakan Cisco akan semakin cepat di tahun baru ini.
Berdasarkan data Statista, pasar AI generatif di Indonesia diproyeksikan mencapai US$328,40 juta di tahun 2024. Dengan laju pertumbuhan sebesar 23,14%, volume pasar akan mencapai US$1.145 juta di tahun 2030. Sebagai perbandingan, pasar terbesar AI generatif adalah Amerika Serikat (US$23,20 miliar di 2024).
Melihat tren ini, Cisco melihat pentingnya perusahaan-perusahaan di Indonesia menyertakan AI ke dalam organisasi mereka secara efektif, sekaligus menangkap peluang dari tren-tren baru lainnya untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka.
Berikut beberapa tren utama dalam bisnis dan teknologi yang diyakini Cisco akan membuka era baru bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Tren 1: Pergeseran AI dari teknologi yang “nice-to-have” menjadi “must-have”
Diharapkan akan tumbuh dari US$95,60 miliar menjadi US$1,8 triliun pada tahun 2030, industri AI akan jadi salah satu pendorong utama ekonomi dunia di dekade berikutnya. Namun perusahaan-perusahaan belum sepenuhnya siap memanfaatkan peluang ini.
AI Readiness Index tahunan Cisco mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 5 (20%) organisasi di Indonesia yang benar-benar siap untuk menjalankan dan memanfaatkan AI, dengan 68% mengakui kekhawatiran besar mengenai dampaknya terhadap bisnis jika mereka gagal mengambil langkah dalam 12 bulan mendatang.
Berita baiknya adalah ada urgensi untuk menggunakan AI dan sebagian besar perusahaan telah mengambil langkah pertama. Semua organisasi di Indonesia melaporkan bahwa urgensi perusahaan untuk menggunakan teknologi AI meningkat dalam enam bulan terakhir. Hampir semua (99%) organisasi sudah memiliki strategi AI yang kuat atau sedang dalam proses untuk mengembangkan strategi tersebut.
Namun ada kesenjangan yang cukup besar di antara pilar-pilar utama bisnis, seperti infrastruktur, data, tata kelola, tenaga kerja, dan budaya. Misalnya, memastikan bahwa data mereka siap untuk AI dan menumbuhkan jajaran talenta yang kuat, serta mengubah rencana manajemen.
Menyambut 2024 dan gelombang revolusi AI berikutnya, Cisco menyarankan perusahaan-perusahaan di Indonesia harus bergulat tentang cara menjalankan AI dalam perusahaan mereka, bukan hanya dari sudut pandang teknologi, tetapi juga terkait manusia yang sudah siap, atau belum siap untuk menggunakan teknologi tersebut.
Tren 2: Adopsi AI yang bertanggung jawab dan etis
AI menjanjikan keuntungan transformatif tetapi dalam pengadopsiannya penuh dengan risiko yang menuntut berbagai organisasi untuk memiliki kerangka kerja kebijakan dan protokol yang kuat untuk memandu pengelolaan data dan sistem AI yang etis dan bertanggung jawab.
Meskipun sebagian besar organisasi di Indonesia mengakui pentingnya tata kelola AI, masih ada ruang untuk peningkatan. Privasi data adalah risiko utama, dengan hanya satu pertiga responden di Indonesia mengatakan mereka memiliki kebijakan dan protokol AI yang sangat menyeluruh. Risiko lainnya adalah bias, karena 14% organisasi tidak memiliki mekanisme sistematis untuk mendeteksi bias data.
Ketika dampak AI meningkat, kerangka peraturan akan terus berkembang, sehingga mengharuskan berbagai perusahaan untuk tetap update dengan peraturan setempat dan internasional yang relevan, dan menerapkan kebijakan-kebijakan internal di waktu yang tepat, untuk mengatasi masalah privasi dan keamanan data, serta penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab dan etis.
Hal ini termasuk menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat dengan mempertimbangkan potensi kerentanan yang dikenalkan oleh sistem AI, dan pelatihan dan peningkatan keterampilan terus-menerus untuk memastikan karyawan tetap kompeten dalam mengatasi risiko. Perusahaan yang mengembangkan aplikasi AI harus mempertimbangkan untuk membenamkan keamanan, privasi dan kepercayaan berdasarkan proses desain di seluruh siklus pengembangan inovasi mereka dan aplikasinya dalam produk, layanan dan operasional perusahaan.
Tren 3: Era baru infrastruktur jaringan yang intuitif untuk keamanan dan kecerdasan
Ketika perusahaan-perusahaan terus memanfaatkan teknologi baru seperti AI untuk kemajuan bisnis, infrastruktur digital akan memainkan peran yang lebih penting dari yang mereka pikirkan. Membangun jaringan modern dan cerdas akan menjadi bagian penting dari pertumbuhan perusahaan karena skalabilitas dan integrasi jaringan dengan beban kerja AI atau teknologi baru bisa menjadi pembeda satu-satunya untuk kesuksesan perusahaan dalam memanfaatkan AI dan inovasi.
Perusahaan-perusahaan akan menyadari kebutuhan akan platform keamanan terintegrasi yang bisa menyediakan visibilitas yang komprehensif bagi organisasi, terutama ketika keamanan siber menjadi semakin kompleks di dalam lingkungan multiaplikasi dan multicloud, dan ketika karyawan bekerja dari lokasi berbeda, dengan menggunakan beberapa koneksi, dan mengakses informasi di seluruh platform yang berbeda pula.
Pada bagian inti, jaringan akan memainkan peran penting dalam penyediaan visibilitas yang luas dan mendalam bagi setiap pengguna, perangkat atau entitas di dalam lingkungan perusahaan. Hal ini pada gilirannya akan membuat jaringan menjadi titik kendali satu-satunya untuk mendeteksi dan memperbaiki ancaman keamanan dan menerapkan kebijakan keamanan guna mengatasi gerakan lateral ancaman di semua jaringan dan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisolasi ancaman saat terdeteksi.
Tren 4: Kemajuan program aksi iklim
Tahun 2023 diperkirakan akan menjadi tahun terpanas dalam catatan sejarah, sehingga ada kebutuhan sangat penting untuk membatasi peningkatan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius guna menghindari perubahan yang bisa membawa bencana terhadap iklim.
Ketika kita semakin dekat dengan target tersebut, semakin jelas bahwa kemitraan sektor publik dan swasta sangat penting dalam menciptakan cara yang konsisten dan akurat untuk mengukur kemajuan, baik di dalam negara dan industri, serta di dunia.
Tuntutan akan pelaporan wajib akan menjadi bahasan yang semakin penting karena lembaga-lembaga regulator ingin memastikan rencana menjadi hasil yang konkret. Perusahaan-perusahaan akan menghadapi tekanan untuk membuat kemajuan dalam program keberlanjutan mereka dengan teknologi yang memainkan peran penting dalam menyediakan visibilitas dan wawasan dari data center ke lingkungan perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat mengukur emisi secara akurat dan membuat rencana untuk menciptakan bangunan cerdas dan ruang kerja pintar.
Penyedia layanan yang juga bertanggung jawab terhadap target-target keberlanjutan mereka akan memiliki keinginan yang semakin besar untuk meningkatkan kapasitas dan skalabilitas dalam infrastruktur mereka untuk mendukung beban kerja yang semakin banyak sekaligus mengurangi konsumsi energi.
Tren 5: Manusia dan kesigapan terhadap perubahan dalam upaya transformasi digital
Ketika melanjutkan perjalanan digitalisasi, perusahaan di Indonesia harus memastikan bahwa para karyawannya mampu mengimbangi pertumbuhan perusahaan. Meskipun industri teknologi terus berkembang di Indonesia, tetap ada kekurangan tenaga kerja di bidang teknologi dan tingkat permintaannya tinggi.
Hal ini memberikan peluang bagi berbagai organisasi untuk mengembangkan pekerja profesional teknologi masa depan yang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan lanskap teknologi yang berkembang.
Cisco memiliki program skills-to-job, seperti Cisco Networking Academy, untuk membantu menjembatani kesenjangan tenaga kerja teknologi saat ini. Program ini sudah bermitra dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk membekali lebih dari 380.000 siswa di Indonesia dengan berbagai keterampilan yang sangat dicari dalam industri, seperti keamanan siber, data science, dan jaringan. Program ini juga menargetkan untuk memberikan pelatihan keterampilan digital dan keamanan digital kepada 6,7 juta orang di Asia Pasifik hingga tahun 2023.
“Selain dari menumbuhkan jajaran talenta yang kuat, berbagai organisasi harus memastikan bahwa mereka mengembangkan budaya yang tepat, yang berakar pada tujuan, dan transformasi manajemen agar tetap lincah. Kami sudah melihat langsung bagaimana hal ini telah membantu tim untuk mampu terus terhubung dan berkolaborasi dengan satu sama lain dan dengan perusahaan saat mereka mengarungii lingkungan makro ekonomi yang kompleks. Hal ini juga membantu membangun dukungan dari para pemangku kepentingan dan kesigapan terhadap perubahan. Di Cisco, kami berkomitmen untuk menjadi mitra teknologi terpercaya bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat mereka menggunakan teknologi baru dan menjalankan bisnis mereka dalam lingkungan yang terus berkembang,” kata Marina Kacaribu, Managing Director, Cisco Indonesia.
Baca juga: Hadirkan Asisten AI Baru, Cisco Perluas AI di Platform Security Cloud
Baca juga: Red Hat: Tiga Tren Kunci Ini Bakal Berdampak Signfikan di Asia Pasifik
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR