Temuan-temuan DANA tersebut berjalan linier dengan pertumbuhan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia maupun industri tekfin global. Pada November 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (EU) meningkat 16,95 persen (YoY) mencapai Rp41,30 triliun.
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini, industri tekfin mengalami pertumbuhan konsumen rata-rata di atas 50 persen lintas vertikal industri dan wilayah global. Dari dari data survei, tingginya permintaan konsumen menjadi faktor utama pertumbuhan, di mana lebih dari setengah tekfin yang berpartisipasi dalam survei (51 persen) menyebutkan alasan yang sama.
Teknologi Finansial, Gerbang Masyarakat Nontunai yang Inklusif
Dalam kaitannya untuk mengakselerasi inklusi keuangan, Vince memaparkan bahwa kemampuan dan kebiasaan untuk bertransaksi digital masyarakat di seluruh ekosistem ekonomi digital, ikut mendorong industri tekfin berinovasi.
Para pemain dalam industri teknologi keuangan terus menciptakan produk dan layanan terbaru yang memungkinkan masyarakat di berbagai golongan untuk mengakses asuransi dan investasi. Salah satu caranya adalah dengan mengubah besaran limitasi produk asuransi dan investasi, dengan jumlah yang minimum. Hal ini juga diimplementasikan oleh DANA dalam menawarkan layanan asuransi dan investasi di skala mikro lewat produk DANA Siaga dan DANA eMAS.
“Lewat pendekatan-pendekatan tersebut, masyarakat akan dengan mudah merasakan manfaat yang dimiliki teknologi finansial dan menjadikan instrumen ini sebagai bagian dari hidupnya. Dampak positifnya, masyarakat bisa memasuki gerbang awal menuju masyarakat nontunai yang inklusif hingga sehat finansial,” pungkas Vince.
Penelitian ‘The Future of Global Fintech’ merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menanggapi kebutuhan sektor publik dan swasta saat ini akan data yang lebih kuat dan bukti empiris mengenai tekfin, guna menginformasikan perkembangan pasar dan memfasilitasi regulasi berbasis bukti. Melalui kolaborasi dengan kelompok tekfin global yang inovatif dan relevan, inisiatif ini berupaya menghasilkan hasil penelitian berdampak yang menyoroti tren pasar global, menghasilkan wawasan tekfin regional, dan menilai bagaimana aktivitas tekfin dapat berdampak pada konsumen, UKM, dan inklusi keuangan.
Inisiatif ini juga mempertemukan para inovator, pelaku industri jasa keuangan, regulator, dan lembaga pembangunan melalui serangkaian diskusi dan lokakarya untuk berbagi pembelajaran, menyebarkan pengetahuan, dan menjalin kemitraan publik-swasta yang bermakna.
Konferensi Pers ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’, yang digelar pada tanggal 18 Januari lalu ini juga menghadirkan Bryan Zheng Zhang (Executive Director and Co-Founder, Cambridge Centre for Alternative Finance, Cambridge Judge Business School, University of Cambridge, United Kingdom), Drew Propson (Head, Technology and Innovation in Financial Services, World Economic Forum), John Rwangombwa (Governor of the National Bank of Rwanda), dan Vince Iswara (CEO &Co-Founder DANA Indonesia), serta dipandu oleh Naoko Tochibayashi (Japan Communications Lead, World Economic Forum).
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR