Cedera adalah salah satu permasalahan medis yang kerap dialami para atlet. Apalagi di cabang olah raga yang kerap melibatkan kontak fisik seperti sepak bola. Dalam upaya mencegah para atlet mengalami cedera, liga profesional sepak bola Amerika (National Football League/NFL), melalui inisiatif digital athlete, memanfaatkan artificial intelligence (AI).
SVP of Health and Safety Innovation, NFL, Jennifer Langton mengatakan bahwa inovasi berbasis AI yang dikembangkan NFL bersama AWS ini adalah yang pertama di dunia.
“Di NFL, kami selalu menyebutnya (teknologi) kesehatan dan keselamatan atlet generasi baru. Teknologi ini menggunakan artificial intelligence dan machine learning untuk menciptakan gambaran yang tepat untuk setiap pemain. Yang saya maksud setiap pemain di sini adalah pengalaman para pemain saat berlatih maupun bertanding,” jelas Jennifer Langton seperti dikutip dari FOX Business.
Teknologi ini memungkinkan tim-tim yang tergabung dalam NFL memahami kebutuhan spesifik pemain/atlet terkait dengan menjaga kesehatan, pemulihan cepat, dan optimalisasi performa. Dengan teknologi ini, ke depannya, NFL berharap dapat memprediksi potensi terjadinya cedera pada para atlet.
Bagaimana cara kerja teknologi ini? Seperti sistem AI dan machine learning pada umumnya, teknologi ini bekerja dengan mengumpulkan sejumlah besar data.
“Salah satu contohnya adalah (mengumpulkan data) pada (peralatan pelindung) shoulder pad yang dikenakan dalam latihan maupun pertandingan. Kami memiliki teknologi dari Zebra, berupa sensor pada shoulder pad, yang akan merekam (data) setiap saat pemain berada di lapangan, untuk latihan atau pertandingan,” jelasnya. Sensor pada shoulder pad ini akan merekam lokasi, kecepatan, akselerasi, dan jarak pemain secara real time.
Pengumpulan data lainnya dilakukan, misalnya melalui mouth guard. Sensor pada pelindung mulut dan gigi ini akan mencatat frekuensi dan intensitas kontak berupa benturan pada kepala para atlet NFL.
Namun menurut Langton, kebanyakan data yang digunakan adalah data dari video footage pertandingan dan latihan. “Dengan teknologi canggih yang kami kembangkan bersama AWS, apa yang memungkinkan kami lakukan, seperti computer vision dan machine learning, memungkinkan kami melakukan otomatisasi secara real-time,” jelasnya.
Teknologi ini akan melakukan sinkronisasi terhadap semua data point dan menjalankan jutaan simulasi tentang peristiwa yang terjadi dalam pertandingan sehingga tim memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kapan dan bagaimana cedera dapat terjadi.
“Dan dari situ, kami dapat melakukan pemodelan risiko (risk modeling) untuk diberikan kepada tim, setiap hari, pemain mana yang saat ini memiliki risiko cedera lebih tinggi sehingga mereka dapat mengubah beban dan pengukuran latihan mereka,” jelas Jennifer Langton.
Meski begitu, ia mengklarifikasi bahwa teknologi ini sama sekali tidak bertujuan merombak tim medis NFL, tapi membantu para pelatih bekerja dengan cara yang lebih efisien namun lebih cerdas. Dengan teknologi ini, para pelatih diharapkan dapat mengelola rencana dan beban latihan dengan lebih baik bagi tiap pemain/atlet.
Jennifer Langton menambahkan bahwa kemampuan memprediksi cedera ini akan berdampak besar tidak hanya pada NFL tapi juga cabang olah raga lainnya. Ia juga melihat potensi teknologi ini di bidang militer dan industri lainnya, dari sudut pandang deteksi cedera dan optimalisasi performa.
Baca juga: China Kembangkan Balita AI Pertama di Dunia, Ini Kemampuannya
Baca juga: Komib Indonesia Hadirkan Mesin Pemilah Sampah Berteknologi AI
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR