Menurut Co-Founder & CEO Akamai, Dr. Tom Leighton, Gecko mereprsentasikan sebuah kemajuan di bidang cloud dan menjadi fase selanjutnya dalam roadmap Akamai untuk mewujudkan cloud yang lebih terhubung (connected cloud).
Tiga Fase Implementasi
Penggelaran platform Gecko akan dilakukan dalam tiga fase. Di fase awal, Akamai berencana menanamkan komputasi dengan support untuk mesin virtual di 100 kota sebelum akhir tahun ini.
Di 2024 ini, Akamai telah membangun region baru dengan arsitektur Gecko di 9 kota, yaitu Hong Kong (SAR), Kuala Lumpur (Malaysia), Querétaro (Meksiko), dan Johannesburg (Afrika Selatan). Dan juga di kota-kota yang belum diramaikan oleh para hyperscaler, seperti Bogotá (Kolombia); Denver (Kolorado, AS) dan Houston (Texas, AS); Hamburg (Jerman); dan Marseille, Prancis.
Sementara pembangunan region Gecko ke-10 di Santiago (Chili) direncanakan akan rampung pada akhir kuartal pertama tahun ini. Selain 10 region Gecko baru ini dan 25 core compute region yang sudah ada, Akamai juga berencana memperluas footprint jaringan cloud globalnya ke ratusan kota lainnya dalam beberapa tahun ke depan.
Pada fase kedua Gecko, yang akan dimulai akhir tahun ini, Akamai akan menambahkan container ke arsitektur Gecko yang sudah ada. Selanjutnya pada fase ketiga, Akamai akan menambahkan kemampuan orkestrasi workload otomatis untuk memudahkan para developer dalam membuat aplikasi di ratusan lokasi yang tersebar. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman pengguna yang konsisten di setiap core compute region dan edge.
Baca juga: Hitachi Vantara dan Cisco Luncurkan Layanan Hybrid Cloud Generasi Baru
Baca juga: Cloudera Ungkap Cara Perusahaan Gunakan AI Generatif dan Cloud di 2024
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR