NVIDIA telah meluncurkan chip AI terbarunya H100 Hopper yang menawarkan kemampuan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan komputasi kinerja tinggi (HPC). Chip AI NVIDIA H100 Hooper dibanderol dengan harga mencapai USD30 ribu atau Rp471 Juta.
Dalam tes dengan 3DMark Time Spy, H100 hanya mencapai skor 2.681, kalah dari Radeon 680M, kartu grafis terintegrasi. Pengujian pada Red Dead Redemption 2 juga menunjukkan performa rendah dengan frame rate di bawah 30fps pada resolusi 1080p, bahkan hanya mencapai 8fps pada resolusi 1440p.
Hal itu disebabkan oleh fokus H100 pada komputasi, hanya dua dari total unit texture processor cluster (TPC) yang ditujukan untuk pengolahan grafis. Meski memiliki spesifikasi teknis yang tinggi, seperti 14.592 CUDA core dan memori HBM3 80GB, unit render output (ROP) hanya 24, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan RTX 3090 yang memiliki 112 ROP. Kinerja gaming yang rendah disebabkan oleh jumlah unit bitmap GPU yang terbatas dan kurangnya optimasi driver untuk keperluan gaming.
Laris Manis
NVIDIA mencatatkan pendapatan sebesar USS22,1 miliar atau sekitar Rp344,93 triliun dalam tiga bulan terakhir hingga 28 Januari 2024 pada kuartal IV, dengan laba bersih mencapai USD12,9 miliar atau sekitar Rp201,34 triliun. Laba itu melonjak lebih dari delapan kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, melampaui prediksi analis.
Laporan pendapatan itu membuat saham NVIDIA meroket sekitar 8 persen. Apalagi NVIDIA terus berjuang memenuhi permintaan chip AI. Chief Executive Nvidia Jensen Huang mengatakan NVIDIA terus berjuang memenuhi permintaan chip AI yang sangat tanpa mengorbankan kualitas. Fenomena ini membuat perusahaan sadar bahwa AI akan memegang peranan penting di masa depan.
"AI telah mencapai "titik kritis" karena permintaan yang besar di berbagai sektor industri di seluruh dunia. Prestasi Nvidia ini menjadi cermin dari ledakan AI, karena perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan Apple mengandalkan teknologi kami dan membutuhkan perangkat keras kami untuk mendukungnya," ujarnya.
Selain ChatGPT, produk AI lainnya juga memasuki pasar belakangan ini, termasuk asisten digital untuk coding dan bisnis dari Microsoft. NVIDIA telah mengalami transformasi dari perusahaan yang awalnya fokus pada chip video game menjadi penggerak utama dalam industri AI.
Hampir dua dekade lalu, NVIDIA membuka chip grafis Nvidia untuk aplikasi non-grafis, yang mengubah landscape industri dengan memungkinkan penggunaan chip untuk berbagai keperluan komputasi. NVIDIA memperkirakan permintaan akan terus melampaui pasokan perusahaan sepanjang tahun, sambil berupaya mengalokasikan pasokan chip secara adil.
"Kami berupaya mengalokasikan pasokan chip yang terbatas secara adil, sambil menghindari pengirimannya ke pihak yang tidak siap untuk segera menggunakannya. Kami mengalami hambatan dalam memenuhi permintaan yang tinggi, terutama pada kemasan kerangka rumit yang digunakan pada chip setelah produksi," katanya seperti dikutip The Wall Street Journal.
Tantangan politik juga mempengaruhi Nvidia, dengan pemerintahan AS membatasi penjualan chip AI ke Tiongkok. Hal ini telah menyebabkan penurunan penjualan chip Nvidia di Tiongkok selama kuartal terakhir karena pembatasan tersebut. Meskipun Nvidia telah mengembangkan versi chip yang memenuhi persyaratan ekspor AS untuk pasar Tiongkok, pembatasan AS yang semakin ketat telah menjadi hambatan bagi bisnisnya di negara tersebut.
Kepala Keuangan Nvidia Colette Kress mengatakan NVIDIA mengalami keterbatasan pasokan pada chip AI generasi terbaru dan akan terus menghadapi keterbatasan saat meluncurkan chip generasi berikutnya, yang diperkirakan akan dirilis pada akhir tahun ini.
"Penjualan chip AI ke Tiongkok menurun secara signifikan selama kuartal terakhir karena pembatasan tersebut," ujarnya.
Baca Juga: NVIDIA Beri Bocoran Terobosan Terbaru di Ajang GTC 2024. Apa Saja?
Baca Juga: Garap Enterprise, Superkomputer NVIDIA Punya Ribuan Chip AI GPU H100
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR