Ada Skandal terbaru yang mengguncang dunia akademis minggu ini setelah lebih dari 100 jurnal akademis diduga ditulis atau sebagian ditulis oleh chatbot artificial intelligence (AI) ChatGPT. Para peneliti mencurigai kebocoran ini terjadi karena kurangnya proses pre-review dalam jurnal tersebut, yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap sains.
Kalimat "Pembaruan pengetahuan terakhir saya" sering muncul sebanyak 115 kali dalam hasil pencarian Google Scholar, alat pencarian Google untuk dunia akademis. Frasa itu menandakan kehadiran karya-karya kontroversial yang dibuat oleh ChatGPT.
Frasa itu ditemukan dalam jurnal-jurnal yang mencakup topik seperti cedera tulang belakang, teknologi baterai, pengobatan pedesaan, infeksi bakteri, cryptocurrency, kesejahteraan anak-anak, dan bahkan kecerdasan buatan, seperti dikutip Daily Mail.
Beberapa jurnal tampak sah, sementara yang lainnya dianggap kacau. Tekanan profesional untuk menerbitkan jurnal menjadi alasan utama di balik penyalahgunaan ChatGPT, karena jurnal menjadi penilaian utama ilmuwan untuk karier mereka.
Proses penerbitan jurnal yang biasanya memakan waktu lama dan melibatkan tinjauan sejawat ilmuwan lainnya untuk merevisi, namun memastikan karya yang diterbitkan telah melewati tahapan penelitian yang teliti. Bahkan, para ilmuwan mungkin perlu melakukan eksperimen tambahan untuk memenuhi permintaan editor dan reviewer jurnal. Proses itu bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tergantung perubahan apa yang diperlukan. Namun secara umum, hasil akhirnya adalah sebuah karya solid yang telah diteliti, dipoles, dan disempurnakan.
Baca Juga: Alat AI Copilot Bakal Beroperasi Offline Tanpa Internet di Komputer PC
Baca Juga: China Hadirkan Para Ahli dan Kurikulum Pembelajaran AI di Sekolah
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR