Saat ini, ekonomi digital belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya agar digital divide berkurang dengan menargetkan kurang lebih 50 juta orang untuk mengikuti Program Literasi Digital.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan Indonesia membutuhkan sebanyak sembilan juta talent digital agar dapat mengoptimalkan ekonomi digital nasional.
"Dan untuk yang digital talent kita membutuhkan sekitar sembilan juta orang di Tahun 2030 untuk bisa mendongkrak ekonomi digital tadi. Kontribusi ekonomi digital terhadap PDB bisa lebih tinggi kalau digital talent bisa kita siapkan dengan baik," ungkapnya dalam Digital Economic Dialogue di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat.
Wamen Nezar Patria menjelaskan secara global, kontribusi ekonomi digital didominasi negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China yang sudah mencapai di atas 50% terhadap PDB. Di ASEAN, posisi Indonesia masih berada di bawah Vietnam, Singapura dan Thailand.
"Kontribusi ekonomi digital kita untuk PDB masih kecil, belum begitu besar, masih di bawah 10% dibandingkan dengan negara-negara seperti AS, China yang sudah di atas 50%. Dengan negara-negara ASEAN sekali pun kontribusi kita juga masih di bawah Singapura, Vietnam dan di bawah Thailand," tuturnya.
Meski demikian, Wamenkominfo meyakini Indonesia memiliki potensi besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN. Menurutnya, pada Tahun 2030, kontribusi ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai kurang lebih USD1 Triliun.
"Dan dari Indonesia sendiri itu berkontribusi hampir 40% sekitar USD366 Miliar. Jadi kita bisa bayangkan bahwa kita adalah kekuatan yang besar di ASEAN," tandasnya.
Karena itu, Kementerian Kominfo berupaya keras mempercepat transformasi digital melalui penyediaan konektivitas yang memadai terutama untuk masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Pemerintah sedang mendorong konektivitas ini dengan berbagai regulasi yang dibuat dan juga program-program untuk menutup titik yang belum terkoneksi dengan baik, termasuk di daerah 3T," tutur Wamen Nezar Patria.
Selain itu, Pemerintah juga tengah membangun pusat data yang akan dibutuhkan untuk memperkuat distribusi aliran dan pengolahan data.
"Setelah itu, tentu saja sumberdaya manusia yang cakap. Karena kalau manusianya siap, saya kira interaksi yang dibantu oleh proses digitalisasi menjadi lebih mudah terutama untuk berbagai macam sektor terutama di sini sektor bisnis yang bisa menciptakan nilai-nilai ekonomi," ungkap Wamenkominfo.
Guna menumbuhkan sumberdaya manusia bidang digital yang memadai, Kementerian Kominfo melaksanakan Program Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leader Academy (DLA).
“Gerakan literasi digital merupakan bentuk penguatan human capital yang sadar, cakap dan kompeten dalam melakukan aktivitas yang dibantu oleh proses teknologi digital. Lewat Program Digital Talent Scholarship yakni beasiswa yang diberikan kepada mereka yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang digital, dan puncaknya ada Digital Leadership Academy," jelas Wamen Nezar Patria.
Dalam dialog itu, Wamenkominfo Nezar Partia didampingi Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pengerapan dan Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kementerian Kominfo Bonifasius Pudjianto.
Baca Juga: Ekonomi Digital Indonesia Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan 2025
Baca Juga: Ekonomi Digital Indonesia Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan 2025
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR