Amazon Music memperkenalkan Maestro, sebuah fitur yang menggunakan artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat membantu pengguna membuat daftar putar lagu. Seperti fitur AI Playlist di Spotify, Maestro memungkinkan pengguna untuk membuat daftar putar dengan petunjuk tertulis atau suara, bahkan menggunakan emoji sebagai panduan.
Pengguna juga dapat memilih beberapa saran petunjuk apabila belum menentukan isi daftar putar yang akan dibuat. Fitur itu baru tersedia dalam versi beta dan masih dalam tahap uji coba. Pengguna dapat pula mengakses fitur Maestro dengan mengetuk tanda plus (+) untuk membuat daftar putar baru.
Kemudian, pengguna dapat berbicara atau menulis petunjuk lalu ketuk "Let's go!" untuk memulai pembuatan daftar putar. Daftar putar yang telah dibuat dapat dibagikan kepada teman seperti dikutip Tech Crunch.
Amazon menekankan teknologi AI di balik Maestro belum sempurna. Untuk mengakses Maestro, pengguna perlu memperbarui aplikasi Amazon Music mereka dan fitur ini hanya tersedia untuk pengguna di Amerika Serikat dengan langganan Amazon Music berbayar, Amazon Prime, dan pelanggan Unlimited Amazon Music di iOS dan Android khusus wilayah Amerika Serikat.
Kehadiran fitur itu mengikuti tren aplikasi pemutaran lagu yang menjadikan pengalaman fitur AI menjadi penawaran berbayar. Bagi pengguna yang memilih langganan berbayar Amazon Music dapat mendengarkan daftar putar secara penuh sebelum menyimpannya.
Sedangkan pengguna gratis hanya bisa mendengar cuplikan lagu selama 30 detik sebelum dapat menyimpan daftar putar yang telah dibuatnya. Selain itu, Amazon Music telah menyiapkan fitur keamanan untuk mencegah penggunaan petunjuk yang mengandung kata-kata sensitif atau ofensif.
Pamerkan Inovasi AI
Chief Technologist, Asia Pacific, Amazon Web Services (AWS) Olivier Klein memperkenalkan beberapa produk dan layanan teranyar yang baru diumumkan pada ajang AWS re:Invent 2023 di Las Vegas pada Desember lalu.
“AWS terus berusaha untuk membuka akses teknologi kepada siapa pun, termasuk akses terhadap machine learning dan AI,” ujar Oliver..
"Kami memiliki strategi AI generatif yang terbagi menjadi tiga lapisan utama: infrastruktur yang mumpuni, tools untuk membantu pelanggan kami dalam membangun model yang mereka butuhkan, dan aplikasi AI yang siap digunakan," katanya.
Salah satu aplikasi termutakhir yang dikembangkan AWS adalah Amazon Q, sebuah asisten yang diperkuat AI generatif untuk berbagai kegunaan, dari menjawab pertanyaan, menghasilkan konten, hingga membantu coding dan berinteraksi dengan sistem. Semuanya ini tentu didasari pertimbangan keamanan dan perizinan yang paling ketat dan dijalankan secara aman di atas virtual private cloud (VPC).
Di lapisan kedua, AWS Bedrock menyediakan akses terhadap foundational models (FMs) yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaan, antara lain Llama2 oleh Meta, Stable Diffusion oleh Stability.Ai, dan masih banyak lagi.
Amazon pun memiliki FM yang dinamakan Amazon Titan, yang salah satunya dapat digunakan untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi seperti buatan studio. Pelanggan juga dapat menggunakan Guardrails for Amazon Bedrock untuk membuat parameter dan pembatasan terhadap respons yang dihasilkan.
“Ini merupakan bagian dari langkah kami untuk mewujudkan penggunaan AI yang bertanggung jawab,” ujar Olivier.
Selain mencegah AI untuk menghasilkan konten-konten yang berpotensi membahayakan, Guardrails for Amazon Bedrock juga dapat dimanfaatkan untuk menyaring jenis-jenis konten lainnya yang tidak diinginkan.
Di lapisan infrastruktur, AWS merilis chip Graviton4, yakni chip yang paling kuat dan efisien yang pernah dikembangkannya, sehingga memampukan pelanggan untuk menjalankan beban kerja hingga 30% lebih cepat dibandingkan pendahulunya, Graviton3, serta 40% lebih cepat untuk kegunaan database, tentu dengan biaya dan penggunaan energi yang lebih kecil pula.
Membangun Indonesia dan Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan
Sejak diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada 2021, AWS telah berkomitmen untuk menginvestasikan sebesar US$5 miliar – setara dengan Rp71 triliun – dalam jangka waktu 15 tahun ke depan. “Indonesia merupakan lokasi yang sangat penting bagi AWS, dan kami akan terus berinovasi untuk para pelanggan kami di Indonesia,” tegasnya.
AWS dan Amazon pun bertekad untuk mengurangi konsumsi energi dan di sisi lain menambah penggunaan energi baru dan terbarukan. Selama empat tahun berturut-turut, Amazon menjadi pembeli terbesar energi baru dan terbarukan dari kalangan korporasi, dan pembangkit listrik tenaga surya serta tenaga angin miliknya di seluruh dunia telah menciptakan investasi ekonomi yang bernilai lebih dari US$12 miliar sepanjang periode 2014-2022.
Baca Juga: Teknologi AI Permudah Urusan Bisnis dan Meningkatkan Keuntungan
Baca Juga: Percuma Dilarang, Huawei Tetap Bisa Luncurkan Laptop Berchip Intel AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR