Sebagai contoh, sebuah studi yang baru-baru ini dirilis oleh Forrester Consulting yang bertajuk "The Total Economic Impact™ of DeepL" menyorot penerjemahan teks dan dokumen sebagai pekerjaan ‘kecil’ yang berhasil diatasi dengan berinvestasi pada penerjemah berbasis AI.
Sebuah firma hukum menceritakan bagaimana mereka bisa menghabiskan 2-3 jam hanya untuk menerjemahkan 2-3 halaman. Namun, dengan bantuan penerjemah berbasis AI, mereka bisa melakukannya dalam 15 menit. Tak hanya proses menerjemahkan, hasil terjemahan yang sangat akurat dari solusi tersebut pun juga telah membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk penyuntingan.
Secara umum, studi tersebut menunjukkan bahwa penerjemah berbasis AI tersebut berhasil mengurangi waktu penerjemahan dokumen internal sebesar 90% dan mengurangi beban kerja penerjemahan secara keseluruhan sebesar 50 persen. Hal ini pun berdampak bagi bisnis, di mana efisiensi waktu tersebut turut berkontribusi pada efisiensi biaya sebesar €2,8 juta atau sekitar Rp48,5 miliar dalam kurun waktu tiga tahun. Imbal balik investasi (Return of Investment) yang diperoleh pada periode yang sama pun mencapai 345 persen.
Maka dari itu, selain menerapkan alokasi waktu, efisiensi waktu dari pekerjaan-pekerjaan ‘kecil’ juga dapat ditunjang dengan solusi teknologi yang berkualitas. Dengan solusi berbasis AI, seperti DeepL, karyawan dapat memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bernilai tinggi. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana penerjemahan AI dapat bermanfaat bagi bisnis Anda, kunjungi DeepL.
Baca Juga: Sebelum Peluncuran iOS 18, Apple Hadirkan Update Fitur Penting Ini
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR