Penanganan limbah menjadi isu serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Salah satu jenis limbah yang kerap diabaikan adalah sampah rumah tangga yang ternyata merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap permasalahan tumpukan sampah di Indonesia. Faktanya, 39,1% dari 19,56 juta ton sampah di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sepanjang tahun 2023.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap 5 Juni pun menjadi momen pengingat akan pentingnya kontribusi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan - seperti yang terus digaungkan oleh dua kreator TikTok dan pemerhati lingkungan; Dwi Sasetyaningtias (Tyas) dari @sasetyaningtyas dan Bevstan (Bev) dari @odetoless. Mulai dari mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai hingga mendaur ulang barang bekas, Tyas dan Bev mengajak komunitas TikTok untuk menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan demi merawat planet kita.
Ingin tahu bagaimana kalian bisa ikut berkontribusi merawat lingkungan dan bumi kita jadi lebih baik? Yuk, simak kiat mudah dari kedua kreator berikut ini!
Punya baju bekas tapi masih layak pakai? Eits, jangan main langsung dibuang!
Punya banyak baju di lemari, tapi yang dipakai itu-itu lagi? Tenang, kamu gak sendirian! Seringkali kita membeli pakaian baru cuma karena pakaian yang ada sudah sedikit bernoda, bolong, atau bahkan sebatas tidak cocok lagi dengan gaya berpakaian kita saat ini. Padahal, limbah pakaian dari industri fast fashion bisa menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan, mulai dari polusi tanah hingga penyumbatan aliran air.
Nah, daripada langsung dibuang jadi timbunan sampah, lebih baik pakaian yang sudah tidak ingin digunakan tersebut didaur ulang menjadi produk yang lebih ramah lingkungan seperti yang dilakukan oleh Bev. Melalui akun @odetoless di TikTok, Bev sering berbagi tutorial daur ulang pakaian menjadi tisu dapur dan pembalut kain.
Selain pakaian, Bev juga rajin berbagi tutorial daur ulang barang-barang lain seperti toples bekas yang disulap menjadi wadah penyimpanan bumbu dapur. Gak cuma ramah lingkungan, daur ulang seperti ini juga lebih ramah di kantong, karena mengurangi kebutuhan kita untuk membeli barang baru!
Di dapur jadi sampah, di tanah jadi sumber gizi. Emang bisa?
Punya sisa kulit buah, batang sayur, dan sisa makanan lainnya? Eits, jangan langsung dibuang! Sampah dapur organik justru sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah dan hanya memerlukan pengelolaan yang cukup praktis. Hal ini rajin dilakukan Tyas dengan mengompos sampah organik di rumahnya.
Sebelum mengompos, Tyas terlebih dahulu menerapkan sistem pemilahan sampah di rumahnya, yakni memisahkan antara sampah organik (dapat diuraikan) dan anorganik (tidak dapat diuraikan). Pada proses pemisahan ini, sampah organik yang bisa langsung dikumpulkan dalam komposter drum maupun lubang biopori atau lubang resapan di halaman rumah.
Selanjutnya, kita dapat memanen pupuk kompos ketika semua sampah organik telah menghitam, tidak berbau, dan tidak ada lagi binatang pengurai di dalamnya. Selengkapnya, bisa cek video Tyas di sebelah kiri ya!
Jajan enak tapi gak nyampah? Bisa kok!
Siapa di sini yang hobi jajan makanan dan minuman di luar? Jajan di luar gak cuma enak, tapi juga membantu banget, apalagi buat kamu yang anti ribet, ribet club. Tapi, tahukah kamu bahwa masih banyak penjual dan kedai makanan yang masih menggunakan wadah atau kemasan sekali pakai? Kemasan yang masih didominasi oleh bahan plastik ini sulit diuraikan oleh tanah yang akhirnya mencemari lingkungan kita.
Nah, agar kamu tetap bisa jajan enak tanpa rasa khawatir akan sampah yang akan ditinggalkan, Tyas menyarankan agar kamu dapat mulai membawa kotak bekal atau botol minum portable saat bepergian. Kamu bisa meminta pramusajinya untuk menyajikan makanan atau minuman di wadah yang kamu bawa.
Tentunya, pastikan kamu sudah merencanakan jenis makanan atau minuman yang ingin dibeli agar bisa memperkirakan wadah apa apa saja yang perlu dibawa. Tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari, Tyas juga giat mengajak komunitas TikTok untuk membawa kantung belanja sendiri saat belanja bulanan yang bisa digunakan untuk menaruh daging dan produk segar lainnya - jadi, gak perlu pakai plastik lagi deh!
"Mengolah limbah sampah dengan baik dan benar ternyata masih menjadi kesulitan tersendiri yang dihadapi masyarakat Indonesia. Karenanya, lewat konten saya di TikTok, saya ingin memperlihatkan bagaimana masyarakat dapat ikut berkontribusi merawat lingkungan lewat berbagai tip yang mudah diterapkan. Kalau tahu cara mengolahnya, sampah tidak semenakutkan itu, kok. Lebih menakutkan efek jangka panjangnya!" ungkap Tyas.
Hal senada juga disampaikan oleh Bev yang mengatakan "Kalau kita ingin bumi kita terus sehat, merawat lingkungan tidak boleh menjadi upaya semata, tapi harus menjadi bagian dari gaya hidup kita. Saya harap konten yang sering saya bagikan di TikTok dapat menginspirasi komunitas TikTok dan masyarakat Indonesia untuk mulai mengurangi pembelian produk dan memanfaatkan barang bekas menjadi suatu yang berguna demi lingkungan kita bersama."
Sebagai ruang kreatif yang inklusif, TikTok terus menjadi platform bagi komunitas untuk saling terhubung, menginspirasi, dan memberikan semangat positif kepada masyarakat Indonesia melalui berbagai konten edukasi yang sering ditemukan di tagar #superhacks dan #SerunyaBelajar. Yuk, bangun kebiasaan ramah lingkungan dari rumah dan temukan tips-tips praktis lainnya di TikTok @sasetyaningtyas dan @odetoless. Kamu juga bisa ikut berbagi dan memulai gerakan positif di aplikasi TikTok yang dapat diunduh secara gratis di Apple App Store dan Google Play Store.
Baca Juga: Google Siapkan Rp243 Miliar Kembangkan Talenta AI di Indonesia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR