“Sebelumnya dokter deteksi penyakit jantung menggunakan stetoskop, mendengarkan detak jantungnya, lalu didiagnosis menderita jantung. Menurut saya ini tidak ilmiah bagaimana, mungkin dokter tahu kalau itu penyakit jantung hanya dari suaranya,” katanya.
Kemudian, teknologi berkembang dengan adanya elektrokardiografi untuk mengetahui pergerakan grafiknya. Kemudian berkembang lagi dengan kemunculan teknologi CT Scan yang bisa mendeteksi penyakit jantung dengan melakukan scan pada dada. Selain itu, yang terbaru ada pemeriksaan gen untuk mengetahui mutasi gen dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
“Yang ingin saya katakan adalah (teknologi AI) ini akan mengubah sektor kesehatan secara besar-besaran,” tutur Menkes Budi Gunadi.
Sebelumnya, pemerintah telah menggunakan teknologi WhatsApp (WA) untuk menyediakan layanan tele-medicine saat pandemi COVID-19, dan menyediakan layanan internet untuk puskesmas di daerah terpencil menggunakan teknologi Starlink.
“Ke depan saya berharap Google bisa membantu pemerintah untuk menyediakan layanan geotagging sehingga bisa membantu memetakan penyakit di daerah. Dengan begitu saya percaya teknologi AI akan mengubah sektor kesehatan secara besar-besaran,” ujar Menkes Budi Gunadi.
Baca Juga: Gandeng Google, Kominfo Bakal Berantas Judi Online dengan AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR