Pemerintah Amerika Serikat (AS) lewat Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) menginvestigasi tiga perusahaan teknologi raksasa yaitu NVIDIA, OpenAI dan Microsoft karena menemukan indikasi pelanggaran Undang Undang Anti-Monopoli.
Lewat investigasi itu, pemerintah AS ingin memastikan apakah ketiga perusahaan itu menggunakan praktik bisnis yang melanggar hukum anti-monopoli untuk memperoleh keuntungan tidak adil dalam persaingan bisnis AI. "Kami akan mencari tahu bagaimana NVIDIA mendistribusikan chip AI-nya ke pasar dan praktik perangkat lunak yang mengharuskan pelanggan menggunakan chip mereka," kata Juru Bicara DOJ.
Nvidia dianggap sebagai pemain utama dalam persaingan AI karena produknya mendukung dan mendominasi hampir semua teknologi AI yang dikembangkan perusahaan lain. Chip AI Nvidia digunakan di pusat data untuk pemrosesan AI, termasuk untuk Microsoft Copilot dan ChatGPT milik OpenAI.
Nvidia menguasai sekitar 80% pasar chip AI untuk pusat data, dengan peningkatan stok lebih dari 200% pada tahun lalu. Pada kuartal terakhir, pendapatan bisnis pusat data Nvidia, termasuk penjualan GPU, meningkat 427% dari tahun sebelumnya menjadi 22,6 miliar dollar AS. Harga saham Nvidia juga meningkat tajam, mencapai 1.224 dollar AS per lembar pada 5 Juni 2024, dengan kapitalisasi pasar mencapai 3,019 triliun dollar AS. Ini menjadikan Nvidia perusahaan publik terkaya kedua di AS, di bawah Microsoft tetapi di atas Apple.
FTC akan menyelidiki Microsoft dan OpenAI. Microsoft merupakan investor terbesar di OpenAI, dengan kepemilikan saham sebesar 49% dan investasi sekitar 13 miliar dollar AS. Microsoft mengintegrasikan teknologi OpenAI ke dalam produk-produk AI-nya, seperti mengadopsi GPT-4 Turbo ke dalam chatbot Microsoft Copilot.
Kesepakatan antara Microsoft dan OpenAI ini diduga dirancang untuk menghindari penyelidikan anti-monopoli, yang akan diteliti oleh FTC. Selain itu, FTC juga akan menyelidiki kesepakatan AI lainnya oleh Microsoft untuk potensi masalah anti-monopoli. Pada bulan Maret, Microsoft mempekerjakan Mustafa Suleyman, pendiri Inflection AI, serta hampir seluruh karyawannya, dan setuju membayar 650 juta dollar AS untuk hak lisensi teknologi Inflection AI seperti dikutip Mashable.
Jika Microsoft secara langsung mengakuisisi Inflection AI, kesepakatan tersebut pasti akan ditinjau oleh lembaga federal. Namun, tampaknya Microsoft menyusun kesepakatan untuk menghindari pengawasan. Jika terbukti melanggar aturan, FTC dapat mendenda Microsoft dan menangguhkan kesepakatan hingga penyelidikan anti-monopoli selesai untuk menilai dampaknya terhadap pasar.
Baca Juga: Qualcomm Resmi Kenalkan Snapdragon X Series dan AI Copilot+ PC
Source | : | Mashable |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR