Perusahaan penyedia solusi perencanaan rantai pasokan dan ritel terpadu, Relex Solutions mengumumkan telah membantu pelanggannya mengurangi 280 juta kilogram limbah makanan secara global pada tahun 2023. Salah satu teknologi yang dimanfaatkan adalah artificial intelligence (AI).
Angka tersebut memperlihatkan pengurangan sebesar 27%dari tahun sebelumnya. Pencapaian itu disampaikan Relex dalam laporan keberlanjutan (Sustainability Report) tahunannya untuk tahun 2024 yang menyoroti komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan keberlanjutan, khususnya dalam upaya mengurangi limbah makanan.
Menggunakan teknologi perencanaan ritel dan rantai pasokan berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, Relex Solutions membantu pelanggan meningkatkan akurasi prakiraan permintaan dan mengoptimalkan rantai pasokan mereka. Hal ini memungkinkan penyelarasan persediaan barang dengan permintaan aktual. Pada gilirannya, Cara ini memungkinkan pelanggan mengurangi limbah makanan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan manfaat lingkungan serta keuntungan bagi pelanggan.
Svante Göthe, Head of Sustainability di Relex, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian perusahaan dalam membantu mengurangi limbah makanan dan emisi karbon. Relex juga fokus pada upaya untuk memahami dan mengurangi jejak karbon dari produk-produk yang digunakan oleh pelanggan mereka. "Selama setahun terakhir, Relex telah meningkatkan komitmen global kami terhadap keberlanjutan," tegasnya.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa sepertiga dari pasokan makanan global berakhir menjadi limbah setiap tahunnya, sehingga penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab penumpukan limbah makanan di rantai pasokan. Dengan prakiraan permintaan dan perencanaan rantai pasokan yang mutakhir, Relex berhasil mengurangi emisi CO2 sebanyak 950.000 ton dengan mencegah barang cepat busuk yang tidak terjual.
Selain itu, sekitar 70%-90% emisi pelanggan Relex berasal dari produk yang mereka pesan. Relex mengembangkan sistem yang memungkinkan pelanggan menilai dan mempelajari emisi CO2 yang terkait dengan produk mereka. Dengan demikian, pelanggan dapat membuat keputusan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan.
Relex juga berkomitmen untuk mengimbangi emisi langsung, emisi konsumsi energi, dan emisi dari value chain di lingkup 1, 2, dan 3 sesuai dengan Greenhouse Gas (GHG) Protocol Corporate Standard. Pada tahun 2023, Relex berhasil mengurangi intensitas emisi sebesar 14%, menunjukkan pengelolaan gas rumah kaca yang efisien dibandingkan dengan pendapatan perusahaan.
Johanna Småros, Co-founder & Chief Sustainability Officer Relex Solutions, menyatakan bahwa Relex akan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk mendukung upaya keberlanjutan, meskipun perjalanan mereka masih panjang.
Baca juga: RELEX Solutions Rilis Fitur Mirip ChatGPT, Diklaim Meningkatkan Efisiensi Pelanggan
Baca juga: Salesforce: Peran Layanan Pelanggan Kian Signifikan, AI Jadi Solusi
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR