Apple memperkenalkan headset VR premiumnya Apple Vision Pro dengan fitur utama EyeSight yang menampilkan mata pengguna di layar untuk interaksi yang lebih alami dengan dunia nyata. Fitur EyeSight menunjukkan apakah pengguna sedang menggunakan aplikasi atau tenggelam dalam pengalaman VR.
Meta telah mengajukan paten yang serupa dengan EyeSight Apple. Meta berupaya mereplikasi fitur EyeSight yang masih perlu disempurnakan. Paten Meta mencakup metode untuk memperbarui avatar pengguna dengan ekspresi wajah yang dikumpulkan secara real-time. Sensor pada antarmuka wajah headset akan mendeteksi gerakan otot wajah pengguna, dan algoritma machine learning akan mengaitkan ekspresi wajah tersebut.
Avatar pengguna akan disesuaikan berdasarkan ekspresi wajah dan digunakan dalam aplikasi realitas imersif yang di-hosting oleh server jarak jauh. Headset tersebut akan memiliki berbagai sensor seperti ECG, EEG, dan PPG untuk menilai kondisi kardiovaskular pengguna.
Keterbatasan headset VR seperti Meta Quest 3 dan Apple Vision Pro adalah memisahkan pengguna dari dunia nyata. Apple mengembangkan EyeSight untuk menjaga koneksi ini. Menariknya, perkembangan ini terjadi beberapa bulan setelah Zuckerberg menyatakan bahwa headset Quest lebih unggul daripada Vision Pro dalam berbagai aspek pada tahun 2017.
Sementara itu Meta baru saja meluncurkan Headset Quest Pro VR/Meta Quest Pro dalam ajang Connect 2022 yang mengusung chipset Qualcomm Snapdragon XR2+ Gen 1 terbaru. Sebelumnya headset VR ini pernah didemonstrasikan dengan kode nama Project Cambria. VR Quest Pro yang diperkenalkan oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg di event Meta Connect 2022 ini merupakan penerus dari VR Oculus Quest 2 yang diluncurkan pada tahun 2020.
Meta nampaknya cukup serius menggarap perangkat VR terbarunya ini, mengingat adanya sejumlah peningkatan yang diberikan dari sisi desain maupun spesifikasinya, mulai dari prosesor, layar, controller, kamera dan lain, tergolong teknologi keluaran anyar. VR Quest Pro dibanderol dengan harga yang mahal dan pengguna harus morogoh koceknya hingga US$ 1.500 atau setara Rp 23 jutaan. Headset VR Quest Pro akan tersedia di 22 negara, diantaranya di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Prancis. Pre-order mulai dibuka pada 25 Oktober mendatang secara online di Amazon.
Secara desain, ada perombakan besar yang diberikan pada perangkat VR barunya ini. Di bagian depan headset, VR Quest Pro memiliki dimensi lebih tipis, dan Meta memotong area lensa depan perangkat hingga 40%. Meta juga menambahkan bantalan empuk di bagian depan atas dan belakang headset, agar pengguna bisa lebih nyaman
Perubahan lain juga pada posisi baterai yang kini dipindahkan ke bagian paling belakang dari headset. Sementara bicara soal layarnya, VR Quest Pro menggunakan panel LCD mini dengan resolusi 1.800 x 1.920 pixel per mata, dengan refresh rate 90Hz. Meta mengklaim bahwa kualitas dari grafis ditingkatkan hingga 75%. Kontras dari layar juga mampu memberikan peningkatan hingga 10% dari generasi sebelumnya.
VR Quest Pro ditenagai chipset Snapdragon XR2+ dengan didukung RAM 12 GB dan penyimpanan internal sebesar 256 GB. Meta mengklaim chipset yang digunakan sudah mampu membuat perangkat ini berjalan lancar dan smooth saat digunakan. Untuk daya tahan baterainya juga ada peningkatan, karena VR Quest Pro sudah menggunakan baterai yang dapat diisi melalui port USB-C.
Berbeda dengan model sebelumnya yang mengandalkan baterai AA bawaan, sekarang headset maupun controller-nya dapat di charge melalui port yang disediakan. Ketahanan baterainya bisa 1-2 jam.
Bicara soal fiturnya, model terbaru ini juga semakin lengkap. Ada dua fitur utama di perangkat ini, yakni satu set kamera yang menghadap ke wajah pengguna untuk menghadirkan avatar yang real dan melacak pergerakan mata.
Baca Juga: Google Tingkatkan Kemampuan Bahasa Chatbot AI Gemini 1.5 Flash
Source | : | Gizmochina |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR