Semangat kolaborasi menjadi kunci untuk mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menekankan kolaborasi dan kerja sama pemangku kepentingan akan dapat menjadikan Indonesia sebagai episentrum pengembangan AI di kawasan ASEAN.
“Kolaborasi antara semua stakeholders sangat diperlukan untuk mendorong inovasi di bidang AI. Kita perlu dukungan yang konkret untuk memperkuat kolaborasi dan mempercepat inovasi. Dengan harapan Indonesia akan menjadi epicentrum pengembangan AI di regional,” ungkapnya dalam 4th AI Innovation Summit, di Hall D1 Jakarta International Expo, Jakarta Pusat.
Melalui kolaborasi, Wamen Nezar Patria meyakini Indonesia akan dapat mengembangkan kebijakan dan inisiatif untuk memanfaatkan potensi teknologi AI secara optimal. “Sambil memastikan manfaatnya tersebar secara adil di seluruh masyarakat, mari kita terus gemakan kolaborasi dan merajut kerja sama untuk memperkaya inovasi generasi muda Indonesia dalam bidang AI,” ajaknya.
Menurut Wamenkominfo, di tingkat regional, ASEAN telah memperkenalkan ASEAN Guide on AI Governance and Ethics. Panduan itu memberi arah organisasi dan pemerintahan di kawasan ASEAN mengenai cara merancang, mengembangkan, dan menerapkan sistem AI secara bertanggung jawab.
“Dengan mengedepankan tiga prinsip utama yaitu fairness and equity, transparency and explainability, serta human centricity. Prinsip-prinsip ini menggarisbawahi pentingnya penggunaan AI yang adil, transparan, dan berfokus pada kesejahteraan manusia. Dengan mengutamakan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan penggunaan AI dapat dilakukan secara akuntabel tanpa diskriminasi,” jelasnya.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen terhadap Tata Kelola AI yang inklusif melalui penerbitan Surat Edaran Etika Kecerdasan Artifisial. Prinsip kesetaraan, keadilan, dan perdamaian, serta aksesibilitas untuk setiap pengguna dan penghormatan terhadap hak asasi manusia menjadi inti dari surat edaran itu.
“Surat Edaran ini berisi panduan mengenai prinsip dan norma etis dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI, dengan menekankan nilai inklusivitas, transparansi, kemanusiaan, dan keamanan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini, diharapkan AI dapat memberikan manfaat yang merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat,” tutur Wamen Nezar Patria.
Wamenkominfo meyakini kebijakan yang baik akan mendukung pengembangan AI yang lebih adil dan bermanfaat. Oleh karena itu, menurutnya, kebijakan tata kelola AI yang inklusif memerlukan kerangka yang solid dan berkelanjutan. Dengan penerapan kebijakan tata kelola AI yang inklusif, akan dapat memastikan AI memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat.
“Ada beberapa kerangka kebijakan AI yang perlu diperhatikan untuk menciptakan tata kelola yang inklusif. Baik di tingkat global, regional, maupun nasional. Kerangka ini penting agar teknologi AI dapat berkembang dengan cara yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” jelasnya.
Wamen Nezar Patria mengapresiasi KORIKA yang terdepan dalam mendiskusikan dan mendorong inovasi AI di Indonesia. “KORIKA telah konsisten dalam me-mainstream-kan perbincangan AI dan mendorong inovasi di Tanah Air. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan teknologi cutting edge ini dalam transformasi digital,” ungkapnya.
Wamenkominfo berharap acara AIIS 2024 dapat terus digelar sebagai forum untuk mendiskusikan perkembangan terbaru dan strategi dalam pengembangan AI. Agar menjadi wadah kolaborasi lintas stakeholders dalam mewujudkan tata kelola AI yang inklusif, berkelanjutan, dan terpercaya.
“Forum ini penting untuk memfasilitasi diskusi tentang hal-hal kontemporer dalam pengembangan AI. Dukungan dari negara sangat dibutuhkan untuk menjadikan Indonesia pusat pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Baca Juga: KORIKA Gelar Ajang AIIS 2024, Percepat Pertumbuhan AI di Indonesia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR