Kini LG Electronics fokus menggarap bisnis pendingin data center, sebuah langkah yang strategis mengingat semakin ketatnya persaingan di industri komputasi AI. LG pun akan mengandalkan pengalaman panjang mereka di bidang pendingin udara melalui divisi LG HVAC (pemanas, ventilasi, dan pendingin udara) yang telah beroperasi selama 20 tahun.
Dalam tiga tahun terakhir, bisnis chiller data center LG telah berkembang pesat dengan pertumbuhan mencapai 15 persen. Selain memanfaatkan teknologi yang sudah ada, LG juga tengah mengembangkan teknologi pendingin cair (liquid immersion cooling) yang lebih efisien untuk data center, meskipun detail mengenai teknologi ini belum diungkapkan.
Langkah LG itu disamakan dengan strategi Levi’s Jeans di masa lalu, yang lebih memilih untuk menjual celana bagi para penambang selama "Gold Rush" daripada ikut menambang emas. LG berharap dapat menjadi pemain utama dalam industri pendingin data center, terutama dengan meningkatnya kebutuhan komputasi AI.
LG juga telah memaparkan visi bisnisnya hingga tahun 2030. Meskipun penjualan peralatan rumah tangga di Korea Selatan menurun, LG tetap berhasil menjaga stabilitas pendapatan berkat pertumbuhan layanan berlangganan yang disebut "platform-based services."
Layanan berlangganan ini diproyeksikan akan menyumbang setengah dari total pendapatan dan tiga perempat dari keuntungan LG pada tahun 2030. Selain itu, LG juga mengandalkan TV dengan platform webOS untuk meningkatkan pendapatan dari iklan dan konten. Namun, di sisi konsumen, ada kekhawatiran bahwa model berlangganan ini bisa mengurangi makna kepemilikan barang.
Di masa depan, konsumen mungkin hanya akan memiliki lisensi untuk menggunakan produk rumah tangga, dan jika tidak membayar biaya berlangganan, produk tersebut bisa berhenti berfungsi, mirip dengan konsep menyewa barang daripada membelinya.
Sementara itu LG AI Research memperkenalkan model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan EXAONE yang open-source dan menjadi model AI berbahasa Korea pertama di dunia. Kehadiran EXAONE adalah bukti komitmen LG mengikuti tren AI global sekaligus mewakili Korea di industri AI yang saat ini didominasi oleh raksasa teknologi dari Amerika Serikat, China, dan Timur Tengah.
EXAONE 3.0 adalah model AI open-source yang menggunakan arsitektur Transformer khusus Decoder. Model AI dilengkapi dengan 7,8 miliar parameter dan dilatih menggunakan 8 triliun token data. Saat ini, EXAONE mendukung dua bahasa, yaitu bahasa Korea dan bahasa Inggris seperti dikutip Gizmochina.
“Di antara jajaran model bahasa EXAONE 3.0 yang dibuat untuk berbagai keperluan, model penyesuaian instruksi 7.8B sedang di-open-source terlebih dahulu sehingga dapat digunakan untuk penelitian,” kata siaran pers LG.
LG menyatakan EXAONE 3.0 dengan 7,8 miliar parameter dapat digunakan untuk penelitian, baik di dalam maupun luar negeri, untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan mendorong ekosistem AI ke tahap yang lebih maju. Menurut hasil pengujian internal, kemampuan bahasa Inggris EXAONE berada di tingkat teratas secara global, dengan skor rata-rata untuk kasus penggunaan nyata menempati posisi pertama, melampaui beberapa model seperti Llama 3.0.
EXAONE 3.0 juga unggul dalam kalkulasi matematika dan pengodean, dengan kemampuan penalaran yang kuat dan berada di peringkat pertama dalam skor rata-rata untuk kasus penggunaan aktual dan tolok ukur di Korea. Model itu mampu mengurangi waktu inferensi hingga 56%, penggunaan memori hingga 35%, dan biaya operasional hingga 72% dibandingkan dengan model sebelumnya.
Model terbaru ini dilaporkan telah dilatih menggunakan 60 juta data profesional terkait paten, kode, matematika, dan kimia, dengan rencana untuk memperluas data pelatihan hingga 100 juta kasus di berbagai bidang pada akhir tahun ini. LG AI Research juga fokus pada pengembangan teknologi optimasi untuk mengurangi konsumsi daya dan membuat model lebih efisien, mengklaim telah berhasil mengurangi ukuran model hingga 97% sambil meningkatkan kinerja dibandingkan dengan EXAONE 1.0.
Baca Juga: Saingi Samsung, Apple Bakal Jualan Fitur AI di iPhone 16 Series
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR